Angelica, Caleg Kota Kupang yang Peduli Stunting

Tim iNews
Angelica, Caleg Kota Kupang yang Peduli Stunting. Foto istimewa

KUPANG, iNewsTTU.id - Murah senyum dan suka menyapa, menjadi ciri khas Angelica saat bertemu orang baru atau pun kenalannya.

Bukan karena mau maju dalam kontestasi pemilihan legislatif Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), tapi memang sudah jadi tabiat perempuan berusia 50 tahun itu.

Warga Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang itu, mudah bergaul dengan siapa saja. Gaya bicaranya yang santun dan berwawasan luas menjadikan wanita itu akan nyambung ketika berbicara dengan siapapun.

Jauh sebelum memutuskan bergabung menjadi anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Angelica dikenal suka membantu sesama yang mengalami masalah.

Beberapa waktu lalu, Angelica menjadi inisiator saat membantu memulangkan Andrew Leendrao, warga Provinsi Sumatera Selatan yang terpaksa tidur di masjid karena tak punya biaya untuk pulang kampung.

Angelica yang tergabung dalam Ikatan Komunitas Sumatera Bagian Selatan (IKASS), lalu menghubungi sejumlah pejabat yang berasal dari Sumatera Selatan untuk membantu.

Mereka bersama-sama mengumpulkan uang untuk membeli tiket pesawat, termasuk juga uang saku buat Andrew.

Tak sampai di situ, Angelica bahkan ikut ke Bandar Udara El Tari Kupang, mencarikan kursi roda buat Andrew yang merupakan seorang difabel, untuk naik ke dalam pesawat.

Andrew merupakan penyandang difabel yang merantau ke NTT pada tahun 2020 lalu. Di Provinsi kepulauan itu, Andrew tinggal dan bekerja sebagai penjahit pakaian di Kota Soe, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Bukan tanpa alasan pria kelahiran Bengkulu itu nekat ke NTT. Andrew, rupanya terpikat dengan seorang gadis asal Kota Soe berinisial YE yang dia kenal melalui media sosial Facebook pada tahun 2019.

Perkenalan itu, rupanya menumbuhkan benih asmara. Keduanya sepakat berpacaran. Karena ingin hubungan ke jenjang lebih serius, Andrew lalu terbang nekat ke Soe dan menikah dengan YE.

Dari hasil hubungan dengan YE yang juga penyandang difabel, keduanya memiliki seorang anak perempuan NM, yang kini berusia dua tahun.

Pekerjaannya sebagai penjahit, rupanya pemasukannya tak menentu sehingga kehidupan ekonomi keluarganya pun pas-pasan untuk makan dan minum.

Kemudian, pada tahun 2021, Andrew lalu mengajak istri dan anaknya untuk pindah ke Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan.

Waktu itu Covid-19, sehingga dia dan istrinya akhirnya tidak jadi pindah. Padahal istrinya sudah setuju untuk ikut.

Dalam perjalanan, hubungan dia dan istrinya menjadi renggang sehingga dia pun memilih untuk kembali ke kampung halamannya di Pulau Andalas.

Namun, karena ketiadaan biaya, Andrew akhirnya terpaksa tidur di Masjid Al Hidayah Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.

Andrew tinggal selama satu minggu di masjid tersebut.

Tinggal sendirian di ibu kota Provinsi NTT itu, Andrew hanya berharap belas kasihan warga setempat dan juga pengurus masjid.

Kabar Andrew pun sampai ke grup WhatsApp (WA) pengurus IKASS Provinsi NTT.

Angelica yang tersentuh dengan kondisi Andrew, lalu menghubungi sejumlah anggota IKASS yang punya jabatan penting di NTT melalui jaringan pribadi (japri) WA.

"Saat informasi itu disampaikan ke grup, sehingga saya japri beberapa pejabat. Kami lalu kumpul uang," ujar Angelica mengenang kejadian itu kepada wartawan, Sabtu (16/12/2023).

"Singkat cerita, terkumpulah uang sebanyak Rp 5.250.000. Kami gunakan beli tiket pesawat menuju Palembang. Uang sisa Rp 1,8 juta kami kasih buat pegangan di jalan," sambungnya.

Menurut Angelica, dia dan pengurus IKASS melakukan semuanya itu semata sebagai bentuk solidaritas sebagai warga satu daerah yang membutuhkan bantuan.

Dia berharap, apa yang diberikan itu bisa bermanfaat buat Andrew.

Selain kisah itu, Angelica juga membantu sejumlah anak-anak stunting di Kota Kupang, melalui pemberian makanan tambahan.

Bagi Angelica yang merupakan pengusaha kuliner, masalah stunting harus menjadi perhatian semua pihak. Termasuk juga masalah kematian ibu saat melahirkan.

Dua masalah itu, membuatnya terpanggil untuk ikut terlibat membantu mengatasinya. Satu-satunya jalan yakni masuk menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kupang.

Sehingga, pada pemilihan legislatif tahun 2024, Angelica maju menjadi calon legislatif dari PDIP nomor urut 7, yang meliputi dapil 5 Kota Lama dan Kota Raja.

">caleg, ingin memperjuangkan suara rakyat, khususnya menekan angka kematian ibu saat melahirkan dan berusaha menekan angka stunting," ujarnya.

Menurutnya, banyak ibu melahirkan yang meninggal karena minimnya pengetahuan. Termasuk juga adanya bayi kurang gizi yang meninggal saat baru dilahirkan.

"Sehingga masalah itulah yang perlu disuarakan saat menjadi anggota dewan nanti. Intinya mendengar apa yg menjadi keluhan rakyat atau masyarakat,"kata Angelica.

Angelica yakin, keinginan tulusnya membantu masyarakat, tentu akan diterima oleh masyarakat yang dia temui saat sosialisasi.

Bagi Angelica, mengabdi untuk masyarakat melalui DPRD merupakan jalan Tuhan yang tak pernah dipikirkan sebelumnya.

Karena itu, tidak ada janji yang muluk selain bekerja, mendengar keluhan masyarakat, serta berjuang dengan mengawal apa yang masyarakat perlu dan butuhkan.

Editor : Sefnat Besie

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network