KUPANG, iNewsTTU.id - Kementerian Kesehatan bersama Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana (Undana) menggelar serangkaian acara untuk memperingati Hari Rabies Sedunia di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kegiatan berlangsung di halaman kantor Gubernur NTT bertepatan dengan car free day pada 19 Oktober 2024.
Ketua Panitia kegiatan Larry Toha, mengatakan, kegiatan tersebut mulai dari dialog interaktif yang digelar sehari sebelumnya, pada Jumat (18/10/2024).
Kemudian, menggambar dan mewarnai, serta kampanye tentang pencegahan rabies yang digelar saat car free day bersama masyarakat, Sabtu (19/10/2024).
"Ada 150 orang yang hadir dalam dialog interaktif kemarin. Lomba menggambar dan mewarnai ada 100 anak dan kampanye dengan masyarakat dan juga mahasiswa ada ratusan orang," kata Larry, Sabtu pagi.
Pelaksana Tugas Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Annas Ma'ruf, mengatakan, kasus rabies menjadi perhatian Kementerian Kesehatan karena angka kematian meningkat.
Sehingga perlu banyak kegiatan, termasuk kampanye soal rabies, agar masyarakat bisa sadar untuk mencegahnya.
"Kita melakukan berbagai hal untuk mencegah rabies. Dari sisi kesehatan bagaimana caranya kita melatih petugas kesehatan dan masyarakat agar jika terkena gigitan hewan bisa ditangani dengan baik," ujar Annas.
"Sebenarnya mudah caranya jika terkena gigitan anjing, segera cuci dengan sabun di air yang mengalir selama 12 menit kemudian dibawa ke petugas kesehatan untuk divaksin rabies," sambungnya.
Dia pun berharap, perlu adanya kolaborasi dengan sejumlah instansi lainnya seperti Kementerian Pertanian dan pemerintah daerah supaya melakukan vaksinasi pada hewan penular rabies seperti anjing.
Tujuannya agar, kasus rabies di Provinsi NTT maupun daerah lainnya bisa ditekan.
Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang Maxs U. E. Sanam, menyebut, kegiatan ini sebagai bagian untuk membangkitkan kesadaran bersama tentang bahaya rabies.
Karena lanjut dia, rabies ini harus diakui kebanyakan korbannya adalah kaum rentan seperti perempuan dan anak-anak.
"Kasus kematian akibat rabies di NTT sekitar 300 orang sejak tahun 1997. Awalnya kasus kematian pertama di Pulau Flores, khususnya di Larantuka, Kabupaten Flores Timur," kata Maxs.
Karena itu kata dia, kerjasama semua bisa untuk membangkitkan kesadaran bersama agar segera membebaskan NTT dari rabies.
"Saya kira kita tidak hanya sekadar bertumpu pada vaksinasi saja. Kesadaran pemilik hewan, kesadaran kita sendiri untuk untuk menghindari diri dari gigitan anjing itu penting," ujar dia.
Selain itu, pendidikan masyarakat sangat penting karena angka cakupan vaksinasi hewan di NTT rendah.
"Idealnya itu 70 persen. Paling rendah itu. Saya kira saat ini masih di bawah 20 persen. Karena ketersediaan vaksinnya kurang, karena berkaitan dengan biaya,"tandasnya.
Ia juga harapkan ada kesadaran dari pemilik anjing.
"Kesadaran pemilik anjing untuk vaksin anjing juga kurang. Saya kira upaya upaya seperti ini harus diperbanyak dan diintensifkan agar bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk turut serta dalam pencegahan dan pemberantasan rabies,"kata dia.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait