Soe, iNewsTTU.id - Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) kembali dalam kondisi siaga tinggi menyusul mewabahnya kembali virus rabies yang mematikan.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten TTS mencatat, sebanyak 21 warga TTS telah terkonfirmasi meninggal dunia akibat gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) dalam tiga tahun terakhir.
Ironisnya, dua kasus kematian terbaru terjadi belum lama ini, masing-masing pada 7 Maret 2025 dan 21 April 2025.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, Dr. Karolina R. A. Tahun, menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah melalui Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta sektor terkait lainnya, kini gencar melakukan monitoring, evaluasi, dan sosialisasi terkait kembalinya ancaman rabies di wilayah TTS.
"Pada tanggal 7 Maret 2025 lalu, satu warga Desa Salbait, Kecamatan Mollo Barat, terkonfirmasi meninggal dunia akibat gigitan HPR. Kemudian, pada tanggal 21 April 2025, satu warga dari Desa Oenino, Kecamatan Oenino, juga meninggal dunia setelah terkena gigitan anjing," ungkap Dr. Karolina.
Dengan demikian, total korban meninggal dunia akibat rabies di Kabupaten TTS sejak tahun 2023 mencapai angka yang mengkhawatirkan: 13 orang pada tahun 2023, 6 orang pada tahun 2024, dan 2 orang di awal tahun 2025, sehingga total menjadi 21 jiwa.
Menyikapi situasi darurat ini, Pemerintah Daerah terus menerapkan pola dan strategi penanganan yang komprehensif. Langkah-langkah yang diambil meliputi vaksinasi massal terhadap HPR, serta pemberian vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR) kepada masyarakat yang menjadi korban gigitan HPR.
Dr. Karolina menekankan bahwa vaksin adalah satu-satunya cara untuk mencegah kematian akibat rabies, mengingat hingga saat ini belum ada obat penyembuh untuk penyakit mematikan ini.
"Kami terus melakukan vaksinasi terhadap HPR dan masyarakat yang terkena gigitan. Kami juga gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar segera melapor dan mencuci luka setelah digigit HPR, serta segera mendapatkan vaksin SAR dan VAR. Jika tidak, korban berisiko tinggi meninggal dunia karena masa inkubasi virus rabies pada tubuh manusia bisa berlangsung singkat, menengah, hingga sangat lama, mulai dari dua minggu hingga 20 tahun," tegas Dr. Karolina, mengimbau seluruh warga untuk meningkatkan kewaspadaan.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait