Tidak lama berselang, datang seorang lelaki yang diduga seorang anggota polisi. Setibanya anggota polisi itu, dia memegang tangan korban lalu korban dipukuli oleh para terlapor.
"Waktu itu yang bilang polisi datang pakai pakian preman. Datang pegang saya punya tangan, lalu ada falungku saya di bibir dan di belakang. Saya langsung jatu dilantai, kemudian tangan saya dilepas langsung saya jalan. Saya dengar yang ikut pukul saya itu adalah kaka dari Viktor Soetedjo yang punya pabrik air kemasan SoE Vita," urai Effher.
Sebelum terjadinya kasus pemukulan, terdapat sejumlah wanita yang diduga adalah keluarga dari Viktor Soetedjo, berupaya menyakiti korban dengan mencakar tangan korban, serta menarik-narik baju korban hingga nyaris sobek.
"Ada ibu-ibu yang marah-marah dan cakar tangan saya. Dong juga tarik-tarik saya punya baju sampai baju saya mau robek," ujar Effher
Tidak terima dengan tindakan premanisme yang dilakukan para pelaku, korban lantas melaporkan kasus pengeroyokan ini ke pihak kepolisian untuk diproses sesuai dengan aturan yang berlaku.
Korban mengaku tujuan kedatangan menjemput adik perempuannya yang bekerja di hotel tersebut secara baik-baik. Sehingga jika terdapat persoalan, tentunya harus diperbincangkan baik-baik, bukan dengan bertindak brutal dan main hakim sendiri seperti yang dilakukan para pelaku.
"Saya berharap agar pihak kepolisian, memproses tindakan premanisme para pelaku, agar mempertanggung jawabkan perbuatan mereka sesuai aturan yang berlaku "ujar Effher.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait