KEFAMENANU, iNewsTTU.id – Saat sebagian masyarakat merayakan kemerdekaan RI ke-80 dengan penuh sukacita, di sudut Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), ada kisah pilu yang terbungkus dalam kehidupan sederhana sebuah keluarga.
Mereka adalah keluarga Yohanes Asuat (59), warga Neoftasi, RT 20/RW 3, Kelurahan Maubeli, yang harus bertahan hidup di tengah segala keterbatasan.
Rumah berukuran 4x7 meter dengan dinding seng bekas dan lantai tanah menjadi tempat mereka bernaung. Tanpa listrik, setiap malam hanya ditemani nyala redup satu pelita kecil.
Di dalam rumah itu, Yohanes tinggal bersama anak bungsunya, Santa Gevania Juwita Asuat (18), serta seorang cucu kecil berusia tujuh tahun, Deli Asuat, sedangkan istrinya telah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.
Dihimpit kesulitan ekonomi, dua orang anak lainnya yakni Maria Goteri Asuat, (25) dan Fransiksus Asuat, (22) nekat merantau ke Kalimantan untuk mencari pekerjaan dan penghasilan tambahan.
Meski di usianya yang sudah renta, Yohanes masih memaksakan diri bekerja serabutan. Ia membantu mengangkut batu bekas galian ekskavator ke atas truk.
Upahnya hanya Rp75 ribu hingga Rp100 ribu sekali kerja itupun jika ada orderan, jika tak ada orderan. Dari penghasilan itulah, ia mencoba menafkahi diri, anak bungsu, dan cucunya.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait