Menembus Ladang Kering Ponu, Cerita Tim Ekpedisi Patriot Membangun Harapan Petani TTU

Diceritakan Maulydia, Program Ekspedisi Patriot Transmigrasi ini dijalankan dalam tiga tahap besar. Tahap pertama yang sedang berlangsung saat ini difokuskan pada pengumpulan data dan analisis lapangan, yang akan berakhir pada Desember 2025.
Hasil kajian tersebut akan diserahkan kepada Kementerian Transmigrasi sebagai rekomendasi kebijakan dan rancangan program nasional untuk tahap berikutnya.
“Setelah laporan tahap pertama diserahkan, akan ada tahap kedua untuk melakukan analisis lanjutan berdasarkan hasil temuan lapangan. Lalu di tahap ketiga nanti akan dilakukan implementasi dari rekomendasi program yang sudah disusun,” tambah Maulidia.
Rencananya, tahap kedua akan dimulai pada Januari 2026. Namun, siapa yang akan ditugaskan kembali dalam tahap lanjutan masih menunggu keputusan dari kementerian.
Dalam setiap kelompok, terdapat lima orang anggota yang terdiri dari dosen, alumni, dan mahasiswa dari universitas masing-masing.
Menurut Maulydia, Menteri Transmigrasi, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, secara rutin mengunjungi tim-tim Ekspedisi Patriot di berbagai daerah.
“Pak Menteri sering mengunjungi tim di lapangan. Kemarin beliau baru dari NTB, kami berharap beliau juga berkesempatan datang ke NTT untuk melihat langsung potensi dan tantangan di kawasan transmigrasi Ponu,” tutup Maulydia.
Sementara itu, Candyda, salah satu anggota tim Patriot transmigrasi asal IPB, menyampaikan bahwa kawasan transmigrasi Ponu memiliki potensi besar di sektor pertanian, namun terkendala oleh ketersediaan air dan infrastruktur irigasi.
“Daerah ini sangat potensial untuk pertanian, tapi kendalanya ada di air. Irigasi dan bendungan masih kurang, sehingga petani hanya bisa panen sekali dalam setahun. Kami berharap ke depan ada dukungan dari Kementerian Transmigrasi atau kementerian lain untuk pembangunan bendungan atau sistem irigasi yang lebih baik,” ungkap Candyda.
Selain infrastruktur pertanian, Candyda juga menyoroti pentingnya pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) di kawasan transmigrasi.
“Banyak petani dan pengurus koperasi yang belum memahami manajemen kelembagaan ekonomi. Pelatihan bagi BUMDes dan koperasi menjadi hal penting agar lembaga-lembaga ini bisa berjalan efektif dan berkontribusi nyata bagi ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Melalui program ini, pemerintah pusat berharap dapat menyusun kebijakan berbasis data dan potensi nyata di lapangan agar kawasan transmigrasi tidak hanya menjadi tempat pemukiman baru, tetapi juga tumbuh menjadi pusat ekonomi mandiri yang berkelanjutan bagi masyarakat lokal dan transmigran.
Editor : Sefnat Besie