Menembus Ladang Kering Ponu, Cerita Tim Ekpedisi Patriot Membangun Harapan Petani TTU

Program kajian nasional ini dibagi menjadi lima tim utama, masing-masing memiliki fokus kajian berbeda.
-Tim A menggali realitas aktual di lapangan, baik dari sisi sosial, ekonomi, kelembagaan, maupun ekologi. mencakup pemetaan aktor lokal, kekuatan komunitas, kondisi sumber daya alam, serta akses terhadap layanan dasar.
-Tim B mengidentifikasi, mengembangkan, dan memetakan potensi komoditas unggulan untuk menjadi basis transformasi ekonomi kawasan transmigrasi.
-Tim C menganalisis bentuk kelembagaan eksisting, mengidentifikasi sinergi antar pelaku usaha, serta menyusun model kelembagaan kolaboratif yang mampu menopang rantai nilai komoditas unggulan kawasan
-Tim D mengidentifikasi sumber konflik dan ketegangan sosial, sekaligus menyusun kerangka awal penanganan dan pencegahan konflik yang kontekstual dengan kawasan transmigrasi.
-Tim E merancang kebijakan teknis dan spasial terkait pemenuhan kebutuhan dasar infrastruktur dan layanan publik secara adil, efisien, dan adaptif terhadap kondisi kawasan.
Maulydia bersama timnya dari IPB tergabung dalam Tim C, yang bertugas meneliti kelembagaan ekonomi. Mereka melakukan wawancara dan observasi terhadap berbagai lembaga ekonomi di kawasan transmigrasi Ponu seperti BUMDes, Koperasi Merah Putih, kelompok tani, kelompok wanita tani, peternak, petani, pelaku usaha, serta lembaga perbankan lokal.
“Kami melakukan wawancara dan observasi langsung untuk mendapatkan data yang nantinya akan digunakan dalam pemetaan dan pembuatan desain model kelembagaan ekonomi yang ideal. Tujuannya agar antar lembaga ekonomi seperti koperasi dan BUMDes bisa terintegrasi dan tidak saling bersaing dalam menarik konsumen,” jelasnya.
Di wilayah Nusa Tenggara Timur, tim dari berbagai universitas mendapatkan porsi penugasan cukup besar yang tersebar di Rote, Alor, Timor, Flores.
Menurut Maulydia, tim IPB telah melakukan pengambilan data di Kecamatan Naebenu (desa Benus dan Manamas), Kecamatan Biboki Anleu (9 desa termasuk Ponu), Kecamatan Biboki Moenleu (desa Oepua Utara dan Mata Besi), serta akan melanjutkan kegiatan ke Kecamatan Insana Utara (desa Oesoko, Oekolo, dan Humusu Wini) hingga Insana Tengah (desa Tainsala).
Selain pengumpulan data lapangan, tim juga menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan para pemangku kepentingan di daerah. FGD tersebut dihadiri oleh Camat Biboki Anleu, para kepala desa, kelompok tani, peternak, petani, ketua Gapoktan, Penyuluh pertanian lapang, pengurus koperasi, dan pengelola BUMDes.
Editor : Sefnat Besie