Mereka bersama-sama mengumpulkan uang untuk membeli tiket pesawat, termasuk juga uang saku buat Andrew.
Tak sampai di situ, Angelica bahkan ikut ke Bandar Udara El Tari Kupang, mencarikan kursi roda buat Andrew yang merupakan seorang difabel, untuk naik ke dalam pesawat.
Andrew merupakan penyandang difabel yang merantau ke NTT pada tahun 2020 lalu. Di Provinsi kepulauan itu, Andrew tinggal dan bekerja sebagai penjahit pakaian di Kota Soe, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Bukan tanpa alasan pria kelahiran Bengkulu itu nekat ke NTT. Andrew, rupanya terpikat dengan seorang gadis asal Kota Soe berinisial YE yang dia kenal melalui media sosial Facebook pada tahun 2019.
Perkenalan itu, rupanya menumbuhkan benih asmara. Keduanya sepakat berpacaran. Karena ingin hubungan ke jenjang lebih serius, Andrew lalu terbang nekat ke Soe dan menikah dengan YE.
Dari hasil hubungan dengan YE yang juga penyandang difabel, keduanya memiliki seorang anak perempuan NM, yang kini berusia dua tahun.
Pekerjaannya sebagai penjahit, rupanya pemasukannya tak menentu sehingga kehidupan ekonomi keluarganya pun pas-pasan untuk makan dan minum.
Kemudian, pada tahun 2021, Andrew lalu mengajak istri dan anaknya untuk pindah ke Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan.
Waktu itu Covid-19, sehingga dia dan istrinya akhirnya tidak jadi pindah. Padahal istrinya sudah setuju untuk ikut.
Dalam perjalanan, hubungan dia dan istrinya menjadi renggang sehingga dia pun memilih untuk kembali ke kampung halamannya di Pulau Andalas.
Namun, karena ketiadaan biaya, Andrew akhirnya terpaksa tidur di Masjid Al Hidayah Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.
Andrew tinggal selama satu minggu di masjid tersebut.
Tinggal sendirian di ibu kota Provinsi NTT itu, Andrew hanya berharap belas kasihan warga setempat dan juga pengurus masjid.
Kabar Andrew pun sampai ke grup WhatsApp (WA) pengurus IKASS Provinsi NTT.
Angelica yang tersentuh dengan kondisi Andrew, lalu menghubungi sejumlah anggota IKASS yang punya jabatan penting di NTT melalui jaringan pribadi (japri) WA.
"Saat informasi itu disampaikan ke grup, sehingga saya japri beberapa pejabat. Kami lalu kumpul uang," ujar Angelica mengenang kejadian itu kepada wartawan, Sabtu (16/12/2023).
"Singkat cerita, terkumpulah uang sebanyak Rp 5.250.000. Kami gunakan beli tiket pesawat menuju Palembang. Uang sisa Rp 1,8 juta kami kasih buat pegangan di jalan," sambungnya.
Editor : Sefnat Besie