Dalam menjalankan aksinya, katanya, HK dibantu oleh pelaku lain berinisial LL, yang juga telah ditetapkan sebagai tersangka dan telah ditahan.
Hasil visum et repertum menunjukkan adanya pemukulan terhadap korban, dengan luka pada beberapa bagian tubuh korban. Autopsi yang dilakukan di RS Bhayangkara Kupang menemukan bahwa tulang tengkorak korban rusak dan otaknya terpengal keluar.
"Hasil autopsi mengalami pecah di tulang tengkorak bagian belakang. HK merupakan otak perencanaan pembunuhan terhadap istrinya sendiri," ujarnya.
Tim Penyidik Satreskrim Polres TTU telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk orang yang pertama kali menemukan korban di dalam sumur (YDN), yang mengecek korban di dalam sumur (FT), serta dua anak korban (BA dan AK) yang melihat kejadian di tempat kejadian perkara (TKP).
Motif pembunuhan dalam kasus ini adalah adanya dendam politik dari pelaku kedua (LL) dan juga karena adanya hubungan lain (Wanita Idaman Lain) yang dimiliki oleh suami korban (HK).
Atas dasar itu, suami korban menyewa pelaku LL sebesar Rp2,5 juta untuk bekerjasama menghabisi nyawa korban.
"Hasil pemeriksaan, suami korban mempunyai selingkuhan sehingga 3 kali untuk melakukan upaya perencanaan pembunuhan," jelasnya.
Editor : Sefnat Besie