Di tengah acara ini juga membuka sesi diskusi yang memberikan kesempatan kepada para pendengar atau penonton secara live streaming yang bergabung melalui telepon ialah Ida, Ketua Rukun Warga (RW) di Kelurahan Fontein, yang memberikan pandangannya mengenai hubungan antara kesejahteraan keluarga dan kekerasan dalam rumah tangga serta tingkat kesejahteraan keluarga, termasuk kemiskinan, dapat mempengaruhi prevalensi kekerasan dalam rumah tangga.
Ida bertanya mengenai akses bantuan yang tersedia bagi keluarga-keluarga dengan kondisi ekonomi sulit untuk mengurangi kekerasan dalam rumah tangga yang berdampak pada anak.
“Bagaimana akses bantuan yang tersedia bagi keluarga-keluarga dengan kondisi ekonomi sulit dapat membantu mengurangi kekerasan dalam rumah tangga yang berdampak pada anak?”, tanya Ida.
France mengatakan ditengah tantangan ini, DP3AP2KB Provinsi NTT memiliki Motto "Perempuan Berdaya, Anak Terlindungi, Keluarga Berkualitas" yang mencerminkan komitmen mereka dalam meningkatkan kualitas keluarga dan mencegah kekerasan terhadap anak.
"Motto ini tidak hanya menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan sebagai bagian integral dari keluarga yang sehat, tetapi juga menyoroti perlunya perlindungan anak dan upaya untuk menciptakan keluarga yang berkualitas. Melalui berbagai program dan kebijakan, DP3AP2KB berusaha untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan anak dan mendukung kesejahteraan keluarga secara keseluruhan”, tanggapan France Tiran menanggapi pertanyaan tersebut.
“Pendidikan dan kesadaran mengenai peran keluarga sangat penting dalam mencegah kekerasan. DP3AP2KB secara aktif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, termasuk calon pengantin, tentang betapa pentingnya peran orang tua dalam membentuk keluarga yang sehat. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam pengasuhan, sehingga dapat mengurangi risiko kekerasan dalam rumah tangga.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait