KUPANG,iNewsTTU.id-- Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bekerja sama dengan ICRAF Indonesia menggelar acara Forum Group Discussion (FGD) terkait Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJPD di Hotel Harper Kupang pada Senin (11/12/2023) yang dihadiri langsung Delegasi Kedubes Kanada Kevin Tolkar sekaligus berdiskusi dengan perwakilan pokja dari DLHK NTT.
FGD ini membahas solusi dalam menghadapi perubahan iklim bagi kaum petani, dan untuk wilayah NTT yang terkenal dengan kemarau panjang sudah ditetapkan irigasi tetes.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTT, Ondy Siagian saat diwawancarai mengatakan kerja sama Pemprov NTT dengan ICRAF Indonesia terkait isu perubahan iklim sudah dilakukan sejak tahun 2021. Untuk saat ini lebih kepada penyusunan rencana melalui KLHS, baik itu RTRW maupun RPJPD NTT.
Siagian menyatakan ICRAF membantu penyusunan KLHS sekaligus mendapingi NTT untuk isu-isu global terkait lingkungan hidup. Sehinga Pemprov NTT yakni DLHK sangat berterima kasih dalam kerja sama ini dan semoga produk-produk perencanaan ini menjadi lebih baik bagi NTT ke depannya.
Khusus untuk program pemberdayaan, Siagian mengatakan bersyukur karena ICRAF sudah mengaplikasikan program irigasi tetes di beberapa daerah di NTT seperti Kabupaten TTS tepatnya di desa Neke yang beragam yakni Kebun Belajar, kebun dapur, dan Sekolah Perempuan Neke. Untuk daratan Flores juga sudah mulai diterapkan irigasi tetes oleh teman-teman KLH, Sumba juga sudah ada replikasi teknologi irigasi tetes.
"Ada beberapa tumbuhan yang tidak bisa tumbuh, ternyata dengan irigasi tetes bisa tumbuh seperti anggur. Ini menandakan di semua tempat bisa menggunakan irigasi tetes sehingga Dinas Lingkunga Hidup NTT akan replikasi praktek baik yang sudah dilakukan oleh ICRAF Indonesia ini", ujar Siagian.
Khusus pengembangan pertanian, DLHK NTT memprogramkan skema Agroforestri sehingga tetap ada hutan dan sebagian lahan terbuka dimanfaatkan untuk penanaman jagung, sorgum dan tanaman lainnya", pungkasnya.
Sementara delegasi Kedubes Kanada Kevin Tolkar, mengatakan kunjungan ini adalah yang pertama kalinya ke Kupang dan dia sangat gembira dengan kemitraan negara Kanada dengan ICRAF dan pemerintah provinsi NTT.
Kami mendukung upaya ini melalui proyek Land4Lives dan proyek ini pada dasarnya berfokus untuk membantu masyarakat menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.
"Jadi kami membantu mendukung pertanian cerdas iklim, kami membantu masyarakat meningkatkan gizi. Kami juga membantu mendukung pengelolaan bentang alam dan daerah aliran sungai serta mendorong proses yang lebih inklusif di tingkat lokal, termasuk lebih banyak keterlibatan perempuan khususnya dalam proses pengambilan keputusan", jelas Kevin.
Sebagai seorang konselor dan Kepala Kerja Sama Pembangunan di Kedutaan Besar Kanada untuk Indonesia, tentunya pemerintah Kanada ingin mendukung masyarakat NTT untuk tidak terkena gizi buruk dan stunting.
Lanjut Kevin, masyarakat Kanada maupun Indonesia termasuk NTT sama-sama mnmghadapi masalah perubahan iklim. Sehingga kita perlu kerja sama atau kolaborasi untuk membuat perkembangan yang baik untuk menghasilkan solusi bersama mengatasi persoalan iklim ini.
Pemerintah Kanada melalui Land4Lives yang merupakan proyek pemerintah Kanada itu fokus pada isu perubahan iklim dimana proyek ini digarap melalui kerja sama dengan ICRAF mengucurkan Rp 195 Miliar dana dari Kanada dan ini project penting sehinga pemerintah Kanada senang bisa menjadi bagian dalam kegiatan perubahan iklim ini dan perlu mendengar berbagai masukan dari masyarakat dan Pemprov NTT untuk progres ke depan," tutup Kevin.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait