Wilhelmina Maria Artika Tefa, peserta kedua yang mengenakan kostum bermotifkan daerah Insana, dipadukan dengan aksesoris daun kelor yang di juluki "Binon Kelor (Putri Kelor) mengatakan, kaum milenial punya peran penting dalam melestarikan budaya daerah Kabupaten TTU serta mulai mengembangkan tanaman kelor di seluruh wilayah Kabupaten TTU karena manfaat kelor sangatlah besar. Daun kelor selain dimanfaatkan utuk makan dan kebutuhan rumah tangga lainnya, katanya, dapat dimanfaatkan juga sebagai aksesoris bagi kain adat.
"Selain untuk kesehatan juga untuk menambah pendapatan petani, serta pemanfaatan daun kelor dalam peningkatan bidang kesehatan dan penunjang ekonomi", ungkapnya.
Artika mengharapkan, Binon Kelor (Putri Kelor) untuk kaum milenial dimana saja agar menjaga identitas berupa kain tenun daerah dan melestarikan daun kelor sebagai investasi kedepan menuju tingkat hidup yang lebih sejahtera.
“Lestarikan keragaman budaya anda, lestarikan untuk identitas masa depan,” paparnya.
Sementara itu guru pendamping SMPK Putri Sto. Xaverius, Alfridus Bana mengungkapkan rasa bangga terhadap anak bimbinganya yang antusias mengkuti kegiatan tersebut dan berterima kasih kepada Bank NTT yang sudah membuka kegiatan dengan menampilkan busana adat dari masing-masing daerah.
"Karena kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kaum milenial sehingga anak anak jangan melupakan identitas budayanya. Kegiatan ini juga merupakan wadah bagi generasi muda untuk mengembangkan berbagai kreatifitas dan bakat yang dimiliki,” jelasnya.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait