Daya Beli Masih Lemah, Ekonom Celios Usul BLT Diperpanjang hingga Maret 2026

Jakarta, iNewsTTU.id – Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bima Yudhistira mengusulkan agar program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang saat ini dijalankan pemerintah diperpanjang hingga Maret 2026. Usulan ini disampaikan karena ia menilai daya beli masyarakat masih lemah di tengah tekanan ekonomi global dan domestik.
Menurut Bima, salah satu indikator yang menunjukkan lemahnya daya beli adalah data Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan serta data penerima subsidi. Hingga saat ini, tercatat 96 juta masyarakat masih berstatus tidak mampu dan menjadi penerima PBI BPJS Kesehatan.
> “Tenggat waktu hanya sampai Desember, terlalu pendek karena BLT melihat situasi ekonomi saat ini yang penuh tekanan. Perlu diperpanjang sampai Maret 2026 ke depan,” ujar Bima saat dihubungi iNews.id, Sabtu (18/10/2025).
Ia menambahkan, meski pertumbuhan ekonomi nasional menunjukkan perbaikan, peningkatan daya beli belum signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2025 tumbuh 4,97 persen, hanya naik tipis dibanding kuartal sebelumnya yang sebesar 4,95 persen.
> “BLT ini artinya pemerintah menyadari bahwa daya beli sedang turun. Tapi jangan sampai jadi politisasi. Yang penting adalah sinkronisasi data penerima BLT dengan data tunggal, seperti data PBI BPJS Kesehatan dan data penerima subsidi,” tegas Bima.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa memastikan bahwa tambahan BLT Kesra senilai Rp30 triliun yang diumumkan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Purbaya menjelaskan, suntikan dana tersebut akan langsung disalurkan kepada masyarakat penerima manfaat sehingga diharapkan dapat meningkatkan daya beli dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Editor : Sefnat Besie