Tak Ada Pilihan Lain, Ratusan Warga Kampung Papin TTU dan Ternak Andalkan Air Embung
KEFAMENANU, iNewsTTU.id – Di tengah terik matahari siang, sejumlah warga Kampung Papin, Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kota Kefamenanu, tampak bergantian mengantre di tepi embung kecil. Dengan jeriken dan ember seadanya, mereka menimba air berwarna kecoklatan untuk dibawa pulang. Air itu bukan hanya untuk mencuci dan mandi, tetapi juga menjadi satu-satunya sumber minum bagi hampir 300 jiwa di wilayah itu.
Selama bertahun-tahun, sekitar 50 kepala keluarga di RT 40 dan RT 41 mengandalkan air embung untuk kebutuhan sehari-hari. Pada musim kemarau, air embung memang masih bisa digunakan. Namun saat musim hujan tiba, air menjadi keruh dan berlumpur, membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih. Tak jarang, mereka terpaksa mengonsumsi air kotor dan mengalami gangguan kesehatan seperti sakit perut.
“Kadang kami minum air dari embung ini juga karena tidak ada pilihan lain. Kalau hujan, airnya kotor sekali, jadi kami tunggu lumpurnya turun baru ambil,” ujar Lukas Abi, warga RT 40, saat ditemui di lokasi embung, senin siang, 10/11/2025.
Ketua RT 41 Kelurahan Tubuhue, Gabriel Manunain, mengatakan persoalan air bersih sudah menjadi keluhan lama warga. Ia berharap pemerintah dapat membantu melalui pembangunan sumur bor.
“Kami sangat butuh air bersih. Dari dulu kami hanya minum dari embung ini. Kalau bisa, pemerintah bantu kami dengan sumur bor supaya tidak susah lagi,” katanya.
Sementara itu, Maria Filiana Tahu, anggota DPRD Kabupaten TTU dari Partai Gerindra, mengatakan bahwa persoalan air bersih menjadi aspirasi utama masyarakat saat dirinya melakukan reses di Kampung Papin beberapa waktu lalu.
“Banyak masukan yang kami terima, terutama soal air bersih. Warga hanya punya satu bak penampung, jadi harus antre. Kalau air dari embung kotor, mereka tunggu lama sampai lumpurnya mengendap baru bisa dipakai,” ujarnya.
Selain air, warga juga mengeluhkan kondisi jalan kampung yang rusak berat dan licin saat hujan. Jalan tersebut merupakan bekas rabat beton yang sudah bertahun-tahun tak diperbaiki dan sering menyebabkan kecelakaan kecil.
Editor : Sefnat Besie