Hamba dan Guru
Didedikasikan untuk belajar dan mengajar, Thomas berpendapat perlunya suatu karya sistematis di mana tema-tema utama tentang Tuhan akan dikembangkan dan diklarifikasi dengan cara didaktik.
Hal ini mendorongnya untuk memulai ringkasan rinci, yang disebutnya “Summa Theologica.” Ini menjadi pekerjaannya yang paling penting.
“Summa” terdiri dari 14 jilid yang menyatukan pengetahuan filosofis, teologis, dan ilmiah pada masanya – dengan pengaruh nyata dari filsuf besar Yunani seperti Aristoteles.
Berabad-abad kemudian, karya ini menjadi salah satu teks utama yang dirujuk pada Konsili Trente dan mengawali ledakan komentar, perkembangan, dan refleksi yang berlanjut hingga saat ini.
Oleh karena itu, pemikiran St. Thomas Aquinas dianggap sebagai puncak dari “skolastisisme” – gerakan budaya yang diikuti oleh Thomas – dan dari semua doktrin Kristen.
Bagian penting dari pengembangan “Summa Theologica” adalah “lima cara untuk menunjukkan keberadaan Tuhan” (diklasifikasikan sebagai “bukti”), di mana Thomas mendukung akal sebagai fakultas yang mampu menegaskan, dengan pasti, bahwa Tuhan itu ada; dan bahwa adalah mungkin untuk mengenalnya, setidaknya pada tahap awal, dengan cara yang rasional dari alam sebagai akibat atau ciptaan.
Editor : Sefnat Besie