get app
inews
Aa Text
Read Next : Gereja Katolik Peringati 750 Tahun Kematian Santo Thomas Aquinas

Santo Thomas Aquinas, Pilar Teologi Katolik dan Penulis Buku Monumental Summa Theologica

Minggu, 28 Januari 2024 | 19:26 WIB
header img
Santo Thomas Aquinas (Foto: Istimewa).

Teman Kebenaran
Thomas Aquinas lahir di Roccasecca, dekat Aquino, Napoli, pada tahun 1225. Ia melakukan studi awalnya dengan para biarawan dari biara Benediktin Montecassino, yang terletak di dekat kastil milik orang tuanya. Dia belajar di Universitas Naples, di mana dia menonjol karena kecerdasannya yang tajam.

Ketika Thomas berhubungan dengan Ordo Pengkhotbah (Dominikan) yang baru dibentuk, dia ingin bergabung dengan ordo tersebut; Namun, dia mendapat tentangan keras dari keluarganya.

Orang tuanya tidak setuju bahwa pemuda yang cerdas itu harus menjadi bagian dari ordo pengemis, yang pada saat itu kurang bergengsi.

Thomas kemudian melarikan diri ke Jerman namun dicegat dalam perjalanan dan ditangkap oleh saudara laki-lakinya sendiri, yang membawanya kembali ke Roccasecca dan mengurungnya di kastil keluarga.

Di sana, teolog masa depan itu tetap menjadi tahanan, dipenjara selama dua tahun, selama waktu itu ia mengabdikan dirinya untuk mempelajari Kitab Suci, filsafat, dan teologi.

Saudara-saudaranya, melihat bahwa Thomas tidak melepaskan niatnya untuk menjadi seorang religius, membawa seorang pelacur ke dalam selnya untuk melanggar keinginannya. Namun, orang suci itu tidak menyerah.

Akhirnya dibebaskan dari penjara, Thomas pindah ke Cologne, Jerman, di mana ia bertemu dengan calon Santo Albertus Agung dan bergabung dengan kelompok murid-muridnya.

Teman-teman Thomas menganggapnya bodoh ketika mereka melihat dia kelebihan berat badan, pendiam, dan pemalu. Mereka menjulukinya “si lembu bodoh” untuk mengolok-oloknya.

Suatu hari, seorang teman sekelas meminta catatan Thomas, yang berakhir di tangan Albert. Yang mengejutkan semua orang, sang master, setelah meninjau catatannya, berkomentar: “Kamu memanggilnya 'lembu bisu', tetapi lembu ini suatu hari akan memenuhi seluruh dunia dengan lenguhannya.”

Seiring dengan kecerdasannya, hati Thomas pun penuh dengan pengabdian. Beliau biasa menghabiskan banyak waktu dalam doa dan rekoleksi untuk mengungkapkan kecintaannya yang besar terhadap Ekaristi. Ia lulus sebagai doktor teologi dari Universitas Paris dan pada usia 27 tahun menjadi guru.

Editor : Sefnat Besie

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut