Segera setelah ia tiba di Prancis dengan pasukan AEF pertama pada Juni 1917, Jerman mengalahkan Rusia, membebaskan sejumlah besar tentara Jerman untuk menghadapi Sekutu di Front Barat. Kekalahan Sekutu pada Perang Dunia I membuat pihak Sekutu kekurangan tentara dan meminta untuk melakukan penggabungan pasukan.
Namun, Pershing menolak dan bersikeras untuk menjaga pasukan Amerika di bawah satu komandonya. Prajurit Pershing pertama kali melihat pertempuran serius di Cantigny, Château-Thierry, Belleau Wood, dan Soissons.
Mengutip Britannica, pada September 1918 AEF berhasil menyerang Saint-Mihiel yang menonjol. Kemudian, atas permintaan Foch, pada akhir bulan itu Pershing dengan cepat mengumpulkan kembali pasukannya untuk melakukan serangan Meuse-Argonne.
Kemenangan Sekutu dalam serangan Meuse-Argonne membuat Jerman meminta gencatan senjata dan mengakhiri perang pada 11 November 1918. Namun, pada awalnya Pershing menolak untuk gencatan senjata dan menginginkan pertempuran terus berlanjut hingga Jerman menyerah tanpa syarat.
Pershing sendiri pernah dikritik karena kesalahan operasional dan logistik, tetapi pembentukan AEF yang dilakukannya menjadi pencapaian yang luar biasa. Kemudian pada 1 September 1919, John Joseph “Black Jack” Pershing diberi pangkat jenderal tentara Amerika Serikat.
Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " Jenderal Bintang 6 Hanya Ada 1 di Dunia, Siapakah Dia? "
Editor : Sefnat Besie