KEFAMENANU, iNewsTTU.id - Puluhan pemuda Teritori IV Klasis TTU menggelar kegiatan ibadah gabungan di gedung kebaktian Jemaat Paulus Wini, Desa Humusu Wini, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten TTU, Kamis (10/7/2025).
Kegiatan tersebut dipadukan dengan pelaksanaan program pemuda Jemaat Paulus Wini, yakni, Peningkatan Kapasitas Kaum Muda (Pikamuda) Jemaat Paulus Wini (JPW) tahun pelayanan 2025.
Kegiatan yang dilaksanakan mulai pukul 09.30 wita tersebut dihadiri Ketua Majelis Jemaat Paulus Wini, Pdt. Pdt. Eyrene M. Liuffeto Tameno, Ketua Majelis Jemaat Ebenhezer Tuamese, Pdt.Gerson Lette, Ketua Majelis Jemaat Pantura, Pdt. Nara E. Kale Moy dan Ketua majelis jemaat bermata jemaat Biboki Anleu, Pdt. Hendrina Susanti Tamelab.
Dalam suasana penuh kebersamaan, kegiatan diawali ibadah bersama yang dipimpin Pdt. Hendrina Susanti Tamelab dengan tema renungan khotbah 'Berani Berdampak' (Matius 5:13-16).
"Yang membuat pemuda Kristen tidak berani berdampak itu ada tiga. Pertama, melupakan identitas sebagai pemuda Kristen. Kedua, lebih muda dipengaruhi oleh lingkungan daripada mempengaruhi. Ketiga, rasa tidak pantas atau tidak layak," kata Pdt. Hendrina dari atas mimbar.
Usai ibadah, acara dilanjutkan pembekalan bagi para pemuda melalui materi pertama tentang kepemimpinan yang dibawakan oleh Pdt. Gerson Lette dan materi kedua tentang metode studi Alkitab oleh Pdt. Eyrene M. Liuffeto Tameno.
Kepemimpinan untuk Generasi Muda
Didampingi moderator, Tin Habita Mau Sir, Pdt. Gerson, menjelaskan, bahwa orang muda perlu belajar tentang kepemimpinan. Pasalnya, generasi muda memegang peran penting sebagai agen perubahan dan harapan bagi gereja dan masyarakat.
Pdt. Gerson menjelaskan, dalam konteks Kristen, kepemimpinan harus dilandasi oleh teladan Yesus Kristus, yang menekankan kasih, kerendahan hati, pelayanan, kejujuran, dan keadilan. Dengan memahami dan menjalani kepemimpinan yang benar, orang muda dapat menjadi teladan, membangun visi ilahi, dan membawa dampak positif dalam kehidupan rohani dan sosial.
Secara Alkitabiah, tokoh seperti Musa menjadi teladan dalam kepemimpinan yang bersandar pada Tuhan, hidup dalam relasi intim dengan-Nya, serta menerapkan prinsip pendistribusian tugas (delegasi) untuk keberhasilan pelayanan. Kepemimpinan Kristen sejati harus mencerminkan integritas antara kehidupan pribadi dan publik, serta mengandalkan kuasa Tuhan sebagai fondasi utama.
Kepemimpinan dalam Perjanjian Baru
Menurut Pdt. Gerson, kepemimpinan dalam Perjanjian Baru berakar pada teladan Yesus Kristus. Memimpin bukan dengan otoritas duniawi, melainkan melalui kasih, pengorbanan, dan pelayanan. Yesus memperlihatkan bahwa seorang pemimpin sejati adalah gembala yang rela berkorban, pelayan yang rendah hati, dan teladan dalam perilaku, iman, dan kasih.
Yesus mengajarkan servant leadership — gaya kepemimpinan yang melayani, berfokus pada kebutuhan orang lain, mengutamakan kehendak Allah, dan memuliakan Tuhan melalui hidup dan perbuatan. Pemimpin seperti ini harus memiliki hati yang melayani (karakter yang tulus dan tidak egois), serta tangan yang melayani (tindakan nyata yang menunjukkan kasih, integritas, dan tanggung jawab).
Seorang pemimpin Kristen sejati harus memiliki karakter seperti: kasih tanpa pamrih, kerendahan hati, tanggung jawab, integritas, ketekunan, dan kesetiaan kepada firman Tuhan. Ia juga harus menjauhi sikap seperti egois, tidak adil, tidak jujur, dan kurang empati.
Pemimpin Kristen dipanggil Allah untuk menjadi:
- Teladan dalam iman dan perilaku (1 Tim. 4:12)
- Penunjuk jalan kepada Kristus, bukan pada dirinya sendiri
- Pelayan, bukan penguasa (Mrk. 10:43–45)
- Penjaga nilai-nilai kekristenan dalam dunia yang terus berubah
Dalam konteks ini, generasi muda sangat diperlukan untuk mengambil peran sebagai pemimpin yang berintegritas, kreatif, dan berlandaskan firman. Seperti Daud dan Timotius yang dipakai Tuhan sejak muda, anak muda pun dipanggil untuk menjadi pemimpin yang membawa dampak.
Gereja Miliki Tugas Besar Persiapkan Pemimpin Gereja dan Masyarakat dalam Diri Pemuda
Ketua Majelis Jemaat Paulus Wini, Pdt. Eyrene M. Liuffeto Tameno menjelaskan, sebagai gereja kita memiliki tugas besar untuk mempersiapkan pemimpin gereja dan masyarakat dalam diri para pemuda.
"Sambil berhadapan dengan tantangan zaman yang makin hari makin mengkerdilkan pertumbuhan iman kaum muda dengan berbagai gejolak godaan seperti gadget, teknologi, pergaulan, fashion, dan lainnya. Bahkan, tidak saja kerdil namum bisa mengikis identitas sebagai pemuda-pemudi gereja," jelas Pdt. Eyrene.
Istri Pdt. Nara E. Kale Moy ini mengharapkan, dengan kegiatan bertemakan 'Berani Berdampak' diharapkan para pemuda makin menyadari diri sebagai siapa identitasnya dan terus menempa dirinya untuk makin bersinar dan berdampak dalam hal-hal yang baik menurut citra anak Tuhan.
"PIKAMUDA memanglah kegiatan tahunan bagi pemuda Paulus Wini sejak tahun 2024 lalu namun tahun ini kami berniat untuk mengundang peserta dari se-Teritori (wil.PANTURA). Selain menambah semangat dan semarak peserta Paulus Wini secara khusus melainkan pemuda se-teritori IV dengan harapan hal ini bisa berdampak lebih luas lagi bagi yang lain," jelasnya.
Sebagai tuan rumah, Pdt. Eyrene mengapresiasi respon baik dari seluruh pendeta dan para pemuda/i se-teritori IV untuk kegiatan indoor tersebut.
"Dua materi baik Kepemimpinan dan Metode Studi Alkitab cukup dapat menjadi konsumsi yang baik bagi para pemuda. Kirannya di PIKAMUDA 2026 bisa lagi makin menyajikan materi-materi yang tepat sasaran dan menjawab kebutuhan pemuda dan tantangan zaman yang dihadapi," tutupnya.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait