Wilayah Eropa dan Afrika Dekat, tetapi Mengapa tidak Ada Jembatan Penghubung?

Sefnat Besie, Siti Gea Arzetty
Wilayah Eropa dan Afrika Dekat, tetapi Mengapa tidak Ada Jembatan Penghubung?. Foto: MPI


JAKARTA, iNewsTTU.id--Di Selat Gibraltar, titik pertemuan antara Laut Mediterania dan Samudra Atlantik, dunia tampak terbelah. Secara geografis, Eropa dan Afrika begitu dekat, namun secara sosial-ekonomi, keduanya memiliki jurang pemisah yang dalam. Ratusan migran yang bermimpi meraih kehidupan lebih baik di Eropa setiap hari menempuh perjalanan berbahaya melalui perairan ini, sering kali dengan perahu-perahu kecil yang penuh sesak. Namun, di tengah tragedi yang terus terjadi, muncul gagasan besar yang menyarankan untuk membangun jembatan yang menghubungkan kedua benua tersebut.

Jembatan Selat Gibraltar: Sebuah Janji Konektivitas atau Ancaman Baru?

Gagasan membangun jembatan Selat Gibraltar sudah lama menjadi perbincangan panas. Bagi sebagian orang, ini adalah sebuah solusi untuk konektivitas yang lebih baik antara Eropa dan Afrika. Jembatan ini dianggap bisa menjadi penghubung fisik yang mempererat hubungan antar kedua benua, mempermudah perdagangan, dan bahkan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Namun, di sisi lain, rencana ini menimbulkan sejumlah pertanyaan kritis yang tak bisa diabaikan, mulai dari dampaknya terhadap migrasi hingga potensi kerusakan lingkungan yang ditimbulkan.

Migrasi: Dari Titik Penghubung ke Titik Pemisah

Salah satu alasan mengapa pembangunan jembatan ini perlu dipertimbangkan dengan hati-hati adalah dampaknya terhadap isu migrasi. Selat Gibraltar saat ini merupakan rute berbahaya bagi migran yang ingin mencapai Eropa, meskipun banyak dari mereka yang harus menempuh perjalanan ini karena tidak memiliki pilihan lain. Jembatan yang menghubungkan dua benua mungkin bisa memberi jalan bagi lebih banyak orang untuk melewati Selat Gibraltar, namun bukan untuk tujuan yang diinginkan—mencapai Eropa secara sah dan aman.

Jembatan yang menghubungkan dua benua bisa saja mempermudah pergerakan barang dan orang, tetapi tanpa pengaturan yang lebih baik, ada risiko bahwa migrasi ilegal akan meningkat. Dengan terhubungnya dua benua secara fisik, tak menutup kemungkinan bahwa arus migrasi tak terkontrol akan semakin masif, mengingat keterbatasan kebijakan negara terkait imigrasi dan pengawasan di perbatasan.

Editor : Sefnat Besie

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network