Pipa Transmisi Air Bonleu Hancur, Tim PERUMDA TTS Berjuang di Tengah Cuaca Buruk

Evan
Tim Perumda TTS sedang menyambung pipa ukuran 10 dim di Ajaobaki yang rusak akibat longsor. Foto: istimewa

SOE, iNewsTTU.id – Hujan deras yang terus mengguyur Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur menyebabkan longsor besar di Desa Ajaobaki, Kecamatan Mollo Utara. Akibatnya, pipa transmisi induk air bersih dari sumber mutis berukuran 10 dim jalur utama sumber air Bonleu hancur dan berpindah ratusan meter dari posisi awal.

Dampak dari kejadian ini, sekitar 7.000 pelanggan di Kota Soe mengalami gangguan total pasokan air bersih. Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) TTS terus berupaya memperbaiki pipa yang patah dan terputus akibat longsor tersebut.
Upaya Perbaikan Terkendala Cuaca Buruk

Kepala Sub Bagian Teknik PERUMDA TTS, Ferdy Sugianto, menjelaskan bahwa longsor yang merusak pipa terjadi pada Sabtu, 25 Januari 2025. Sehari setelahnya, tim langsung turun ke lokasi untuk melakukan perbaikan.

Namun, upaya tersebut mengalami hambatan karena longsor masih terus bergerak hingga 500 meter dari posisi semula, ditambah hujan yang turun tanpa henti.

“Kami menghadapi tantangan besar karena tanah terus bergeser. Setiap kali material perbaikan disiapkan, keesokan harinya longsor kembali terjadi dan menghancurkan pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya,” jelas Ferdy.

Pipa Rusak, Kota Soe Bergantung pada Sumur Bor

Karena gangguan distribusi dari sumber Bonleu, kini suplai air bersih di Kota Soe hanya mengandalkan tiga sumur bor. Hal ini menyebabkan banyak warga kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari.

Meskipun demikian, tim teknik tetap bekerja keras meski harus melewati medan berat, termasuk lumpur setinggi lutut orang dewasa.

“Kami tetap berusaha semaksimal mungkin agar pada Jumat, 31 Januari 2025, perbaikan selesai dan air dapat dialirkan kembali ke pelanggan,” tegas Ferdy.

Kondisi Longsor Masih Mengancam

Dari pantauan di lokasi pada Rabu, 29 Januari 2025, situasi longsor di Desa Ajaobaki masih sangat mengkhawatirkan. Pergeseran tanah bahkan mencapai radius 1 kilometer dari pemukiman warga.

Dengan kondisi cuaca yang belum membaik, masyarakat diimbau untuk bersabar dan menghemat penggunaan air hingga suplai kembali normal. Pemerintah daerah serta tim PERUMDA TTS terus memantau perkembangan dan berusaha mencari solusi terbaik untuk mengatasi dampak bencana ini.

 

Editor : Sefnat Besie

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network