DP3AP2KB NTT Ajak Warga Cegah Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak secara Masif

Rudy Rihi
Para peserta Seminar Edukatif Stop Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Jemaat Ebenhaeser Oeba. Foto : Ist

Ada beberapa dimensi yang mencerminkan aspek-aspek fundamental yang perlu diperhatikan untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman bagi setiap anggotanya, Dimensi-dimensi tersebut mencakup keluarga yang sah secara hukum, di mana status legalitas hubungan terjamin; menekankan pentingnya kesehatan keluarga, dengan gizi terpenuhi, stunting zero, dan memiliki rumah yang layak huni; berfokus pada kestabilan ekonomi, dengan keluarga memiliki penghasilan tetap setiap bulan, terdaftar dalam BPJS, dan memastikan anak tidak putus sekolah; menegaskan perlunya keluarga terhindar dari kekerasan dan masalah hukum, menciptakan lingkungan yang aman; menggarisbawahi pentingnya tidak adanya perkawinan anak, merawat lansia dengan baik, dan bijak dalam menggunakan media sosial, sehingga keluarga dapat berfungsi dengan optimal dan harmonis.

Kekerasan terhadap anak dan stunting saling terkait, mempengaruhi perkembangan fisik dan mental generasi muda dan dalam upaya mencegah stunting,  Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur, Dr. Andriko Noto Susanto bersama Penjabat Walikota Kupang, Linus Lusi dan Kadis P3AP2KB Provinsi NTT, Ruth Diana Laiskodat meluncurkan Gerakan Kemanusiaan Penurunan Stunting, dan melaunching  video edukasi  sosialisasi mengenai pentingnya gizi seimbang yang dimana program ini ditujukan untuk memberikan bantuan pangan bagi keluarga berisiko stunting dan mengedukasi masyarakat tentang pemenuhan gizi anak yang sudah dilakukan di kelurahan Naikolan Kecamatan Maulafa ( 12/9/2024) lalu.

Melalui kolaborasi antara lembaga pendidikan, pemerintah dan komunitas, diharapkan prevalensi stunting dan anemia dapat menurun, menghasilkan generasi yang lebih sehat dan produktif.

“Menurut data Simfoni PPA September 2024, tercatat jumlah korban KDRT 251 pada 233 kasus, dan korban kasus kekerasan lainnya yang terjadi pada perempuan dan anak sebanyak 709 korban pada 658 kasus. Data ini mencerminkan betapa seriusnya masalah kekerasan yang dihadapi oleh perempuan dan anak di masyarakat, menunjukkan kebutuhan mendesak akan intervensi dan perlindungan yang lebih efektif," papar Ruth.

Pencegahan kekerasan juga memerlukan peran aktif dari orang tua sebagai pendidik dan pembina pertama dalam rumah. Orang tua harus memberikan pola asuh yang penuh kasih dan konsisten, serta membangun komunikasi terbuka dengan anak-anak mereka.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pemahaman mendalam tentang kesetaraan gender agar perempuan tidak dianggap sebagai manusia kelas dua. Upaya pencegahan kekerasan harus dilakukan melalui komunikasi, informasi, dan edukasi yang masif, termasuk sosialisasi mengenai Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual. Kolaborasi pentahelix antara pemerintah, lembaga pendidikan, komunitas keagamaan, dan swasta sangat penting, dengan menciptakan lingkungan yang mendukung korban dan memberdayakan masyarakat untuk melawan kekerasan.



Editor : Sefnat Besie

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network