Bahkan pasien yang tidak mempunyai BPJS diurus BPJS Mandiri dan dibayar oleh pihak yayasan agar pasien bisa berobat Erna memambahkan semua dilakukan hanya untuk panggilan sosial yang dijalani demi kesembuhan anak-anak serta sesama yang menderita sakit kronis dari luar daerah atau luar pulau dan terkendala biaya, serta minimnya pengetahuan tentang pengobatan medis didampingi dan di fasilitasi berobat hingga sembuh.
" Harapan kami saat ini semoga kedepannya Yayasan Berbagi Kasih Mulia mendapat donatur tetap agar dalam pemenuhan kebutuhan pasien di rumah singgah Ruang Berbagi Kasih serta biaya transportasi bagi pasien rujukan yang keluar daerah Jakarta,Bali dan Surabaya bisa teratasi atau terpenuhi kami juga ucapkan terima kasih kepada para donatur yang kami tidak bisa sebutkan satu persatu, yang sudah membantu kami," tambahnya.
Adapun YBKM tahun ini sudah merujuk 3 pasien ke RS diJakarta yakni Yunita Pindi Hamu (11) asal Waingapu diagnosa Leukimia Kronik ke RS Dharmais Jakarta sejak bulan Juni 2024, Yoseph Mariani Alfarish asal Kab. Timor Tengah Selatan (12) ke RS Jantung Harapan Kita sejak Agustus 2024
dan Ermelinda Gabriella Koanak asal Kota Kupang (4) ke RS Jantung Harapan Kita September 2024.
Erna juga mengatakan saat ini banyak permintaan pasien anak Jantung bocor dan infeksi saluran kemih serta sakit lainnya meminta di fasilitasi dan rujuk ke Jakarta, Bali dan Surabaya namun YBKM kewalahan dengan pendanaan atau biaya.
" Saya selalu berdoa semoga Yayasan Berbagi Kasih Mulia kedepannya mendapat donatur tetap agar hal-hal seperti ini bisa tertangani. bahkan keinginan YBKM untuk punya rumah singgah sendiri dan mobil ambulance pun masih dalam pergumulan team YBKM," tutup Erna.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait