KUPANG,iNewsTTU.id-Yayasan Berbagi Kasih Mulia ( YBKM) Kabupaten Timor Tengah Selatan telah banyak membantu pasien untuk dapat sembuh dari penyakit langka mereka, kepada media ini, Sabtu (14/9/2024) Ketua YBKM, Erna Manafe mengatakan sejak Februari 2024 lalu sudah ada enam (6) pasien yang telah sembuh.
Keenam pasien dampingan Yayasan Berbagi Kasih Mulia yang sudah sembuh sejak Februari 2024 hingga September 2024 sebanyak 6 pasien, yakni Banda Pekuwali diagnosa Cerebral Palsy asal Sumba Timur berobat sejak Februari 2023 hingga Februari 2024 di RSU Siloam Kupang dan dinyatakan Sembuh, Patris Nenokeba diagnosa Kista Ovarium suspect Ganas asal Kabupaten Timor Tengah Selatan berobat sejak Desember 2023 hingga Maret 2024 di RSU Siloam Kupang dan dinyatakan sembuh.Kristian Umbu Ratu Amah dengan diagnosa Gizi Buruk Marasmus dan Global Delay asal Waingapu berobat sejak Maret 2023 hingga Mei 2024 di RSU Siloam Kupang dan dinyatakan sembuh.
Lalu ada Apolonaris Game dengan diagnosa Tumor Selaput Darah asal Ende berobat sejak Nopember 2023 hingga Juli 2024 di RSU Siloam Kupang dan dinyatakan sembuh, Gracia Hada Indah dengan diagnosa Atresia Ani asal Waingapu berobat sejak Februari 2023 hingga Agustus 2024 di RS Leona Kupang dan dinyatakan sembuh dan terakhir seperti di beritakan media ini Kamis (12/9/2024) yakni Marta Koltide dengan diagnosa Kista Ovarium suspek Ganas asal Maumere berobat sejak Juli 2024 hingga September 2024 di RSU Siloam Kupang dan dinyatakan sembuh.
Erna juga mengatakan selama masa pengobatan pasien di RS rujukan di kota Kupang, para pasien ini membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun,semua biaya operasional dan akomodasi ditanggung oleh Yayasan Berbagi Kasih Mulia selama masa pengobatan hingga sembuh.
" Selama masa pengobatan,kami Yayasan Berbagi Kasih Mulia memberikan pelayanan secara gratis untuk satu orang pasien dan satu orang pendamping. Kami menyediakan penginapan gratis, transportasi gratis serta makan minum gratis ala kadarnya, serta susu popok pasien selama berobat dan tinggal di rumah singgah," ujar Erna.
Bahkan pasien yang tidak mempunyai BPJS diurus BPJS Mandiri dan dibayar oleh pihak yayasan agar pasien bisa berobat Erna memambahkan semua dilakukan hanya untuk panggilan sosial yang dijalani demi kesembuhan anak-anak serta sesama yang menderita sakit kronis dari luar daerah atau luar pulau dan terkendala biaya, serta minimnya pengetahuan tentang pengobatan medis didampingi dan di fasilitasi berobat hingga sembuh.
" Harapan kami saat ini semoga kedepannya Yayasan Berbagi Kasih Mulia mendapat donatur tetap agar dalam pemenuhan kebutuhan pasien di rumah singgah Ruang Berbagi Kasih serta biaya transportasi bagi pasien rujukan yang keluar daerah Jakarta,Bali dan Surabaya bisa teratasi atau terpenuhi kami juga ucapkan terima kasih kepada para donatur yang kami tidak bisa sebutkan satu persatu, yang sudah membantu kami," tambahnya.
Adapun YBKM tahun ini sudah merujuk 3 pasien ke RS diJakarta yakni Yunita Pindi Hamu (11) asal Waingapu diagnosa Leukimia Kronik ke RS Dharmais Jakarta sejak bulan Juni 2024, Yoseph Mariani Alfarish asal Kab. Timor Tengah Selatan (12) ke RS Jantung Harapan Kita sejak Agustus 2024
dan Ermelinda Gabriella Koanak asal Kota Kupang (4) ke RS Jantung Harapan Kita September 2024.
Erna juga mengatakan saat ini banyak permintaan pasien anak Jantung bocor dan infeksi saluran kemih serta sakit lainnya meminta di fasilitasi dan rujuk ke Jakarta, Bali dan Surabaya namun YBKM kewalahan dengan pendanaan atau biaya.
" Saya selalu berdoa semoga Yayasan Berbagi Kasih Mulia kedepannya mendapat donatur tetap agar hal-hal seperti ini bisa tertangani. bahkan keinginan YBKM untuk punya rumah singgah sendiri dan mobil ambulance pun masih dalam pergumulan team YBKM," tutup Erna.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait