Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan Energi Baru Terbarukan/ EBT. Potensi EBT seperti energi matahari (solar power plants), energi air (hydroelectric power plants) dan energi angin (wind power plants) dapat ditemukan di hampir semua daerah (Yayasan Indonesia Cerah, 31 Mei 2024). Nusa Tenggara Timur sebagai provinsi kepulauan juga memiliki semua potensi EBT diatas termasuk energi panas bumi (geothermal). Pulau Flores, memiliki potensi sumber daya panas bumi hampir 1.000 megawatt dan cadangan mencapai 402,5 MW (Kompas, 18 Juni 2023). Angin berhembus hampir sepanjang tahun, matahari menyinari daerah ini hingga 9 bulan dalam setahun. Energi listrik dari arus laut sangat berpotensi untuk dibangun.
Potensi besar energi baru terbarukan di NTT membutuhkan sentuhan seorang pemimpin yang visioner dalam hal penyediaan energi masa depan yang ramah lingkungan. Visi EBT harus diikuti dengan kebijakan politik dan anggaran yang memadai. Memaksimalkan pemanfaatan EBT membutuhkan keberanian seorang pemimpin. Sebagai langkah awal, pemanfaatan energi matahari dapat dimaksimalkan untuk lampu jalan, lampu taman dan penerangan di lingkungan kantor pemerintah. Jika ini dapat dilakukan selain ramah lingkungan juga tentu dalam jangka panjang akan terjadi penghematan pada biaya listrik sehingga belanja daerah dapat diarahkan ke sektor lain yang lebih penting.
Jika semua kepala daerah yang terpilih nanti berkomitmen untuk melakukan transisi energi dari energi fosil kepada energi baru terbarukan secara signifikan maka kita dapat berharap bukan saja terjadi penghematan subsidi bahan bakar minyak, tetapi yang paling utama ialah akan terjadi pelambatan/pengurangan proses perubahan iklim yang diakibatkan oleh pencemaran CO2 di atmosfir. Kebijakan publik untuk optimalisasi pengunaan energi baru terbarukan sangat mendesak mengingat dampak luar biasa kenaikan suhu permukaan bumi yang dapat mengakibatkan kekeringan, gagal panen (yang berujung kemiskinan), gelombang panas serta kenaikan permukaan air laut yang berdampak pada abrasi. Sebagai daerah kepulauan, abrasi pantai akibat kenaikan permukaan air laut dapat menyebabkan lenyapnya pulau-pulau kecil.
Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan energi baru terbarukan melalui solar sel misalnya seharusnya makin dimaksimalkan. Pemimpin yang visioner tentunya memahami bahwa transisi energi dari energi fosil ke EBT akan membawa dampak positif pada berbagai sektor kehidupan. Pemimpin daerah yang mempunyai visi EBT dapat mendorong sektor swasta serta masyarakat untuk secara bertahap mengurangi ketergantungan kepada energi fosil sesuai situasi dan kondisi masing-masing.
Mimpi besar kita ialah semua desa bahkan yang paling terpencil sekalipun dapat diterangi karena tidak ada lagi alasan, desa gelap karena sulit membangun jaringan listrik. Jika selama ini terasa tidak adil karena orang kota menikmati listrik, tapi orang desa juga terdampak perubahan iklim, maka optimalisasi EBT akan mewujudkan keadilan iklim.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait