Selain itu, harapannya tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat, namun juga memperkaya pengalaman spiritual para wisatawan.
“FGD ini BPOLBF selenggarakan agar seluruh pusat kekuatan kita, yang terwakilkan dari keuskupan-keuskupan yang ada di Pulau Flores ini bisa memberi energi, memberikan nilai spiritualitas dan di sisi lain terus merawat nilai konservasi, sosial budaya, dan juga kepariwisataan yang holistik," tutur Frans.
FGD ini juga dirancang untuk menjadi sarana lintas pemangku kepentingan dalam mengembangkan pusat-pusat aktivitas pariwisata religi.
Lalu, juga bisa menciptakan model pengelolaan destinasi pariwisata religi di Pulau Flores, dan mempromosikan jalur wisata religi Katolik yang terintegrasi di daratan Pulau Flores.
Terakhir, yakni diharapkan agar bisa menyediakan travel pattern alias semacam peta perjalanan wisata ziarah religi katolik di Pulau Flores, dan mengembangkan event-event atau festival religi yang berskala nasional dan internasional.
Direktur Puspas Keuskupan Ruteng, RD. Marthin Chen, menyampaikan, pada hakikatnya, manusia, religiusitas, dan pariwisata adalah hal yang saling terkait satu sama lain.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait