RAFAH, iNewsTTU.id--Meningkatnya peringatan Israel akan invasi Rafah, Gaza, yang merupakan tempat perlindungan terakhir bagi sekitar satu juta warga sipil yang melarikan diri dari pasukan Israel, beberapa keluarga telah berusaha mencari perlindungan di wilayah pesisir al-Mawasi atau bahkan bergerak menuju titik-titik yang lebih jauh ke utara.
Namun, bagi banyak orang, kebingungan memenuhi pikiran mereka karena mereka tidak tahu ke mana harus pergi. Mereka menyatakan bahwa pengalaman selama 200 hari perang telah mengajarkan bahwa tidak ada tempat yang benar-benar aman.
Mohammad Nasser, 34 tahun, seorang ayah dari tiga anak, mengungkapkan bahwa dia meninggalkan Rafah dua minggu yang lalu dan sekarang tinggal di tempat penampungan di Deir Al-Balah di Gaza tengah untuk menghindari serangan Israel, meskipun tetap merasa terjebak.
"Kami lolos dari satu jebakan ke jebakan lainnya, mencari tempat-tempat yang dianggap aman oleh Israel sebelum mereka mengebom kami di sana. Ini seperti permainan tikus dan jebakan," ungkapnya kepada Reuters melalui aplikasi obrolan.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait