5 Fakta Menarik Roma, Kota Abadi yang Kaya Situs Warisan Dunia dan Ada Negara Kecil di Dalamnya

Farid Maulana Faqih/Rivo
Colosseum, bangunan paling ikonik di Kota Roma, Italia (Foto: Instagram/@jeab_sut)

3. Tempat dari Banyak Stadion

Ada lebih dari 200 amfiteater di Kekaisaran Romawi kuno, dan yang terbesar di antaranya adalah Colosseum, yang dibangun di Roma pada tahun 80 Masehi.

Bangsa Romawi sangat menggemari hiburan dan olahraga, dan salah satu yang paling populer adalah balapan kereta di Circus Maximus.

Circus Maximus merupakan trek balap yang jauh lebih besar dari Colosseum dan terbuka untuk masyarakat umum, termasuk wanita. Pada abad ke-2 Masehi, Circus Maximus dapat menampung sekitar 250.000 orang saat perlombaan berlangsung. Jumlah itu setara dengan seperempat dari populasi Roma pada waktu itu.

4. Banyak Jalan Menuju Roma

Tidak hanya menjadi sebuah peribahasa, tetapi ada sejarah di balik ungkapan tersebut. Pada zaman Romawi kuno, orang-orang Romawi mampu menemukan jalan pulang mereka dengan membangun jalan-jalan secara harfiah. Jalan-jalan ini telah digunakan oleh peradaban lain sejak zaman perunggu.

Selama Kekaisaran Romawi, terdapat sekitar 80.000 km jalan yang menjalar keluar dari ibu kota dan menghubungkan berbagai bagian dunia, mulai dari Inggris hingga Turki.

Jalan-jalan Romawi yang berkedalaman sekitar 10 kaki tersebut dilapisi dengan batu, pasir, kerikil, dan bagian atasnya terbuat dari batu vulkanik. Jalan-jalan ini sangat kokoh dan tahan lama. Banyak jalan raya modern di Eropa dan di seluruh dunia saat ini dibangun di atas fondasi jalan-jalan Romawi.

5. Bangunan yang Paling Unik di Dunia

Pantheon di Roma adalah bangunan Romawi yang paling unik dan satu-satunya dari jenisnya di dunia.

Bangunan ini terkenal dengan kubah betonnya yang besar dan tidak memiliki lubang di tengahnya sebagai penyangga.

Pantheon adalah julukan untuk bangunan tersebut (pan=semua, theos=dewa). Meskipun nama aslinya tidak diketahui, banyak orang berpendapat bahwa bangunan ini adalah sebuah kuil untuk semua dewa, mengingat adanya patung-patung dewa yang dipajang di dalamnya.

Pada awal abad ke-7, bangunan ini disumbangkan kepada Paus Bonifasius IV, yang mengubahnya menjadi sebuah gereja. Saat ini, bangunan tersebut tetap terjaga dengan baik dan menjadi tempat ibadah.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network