“Meskipun sempat turun penyebarannya, kasus COVID-19 di Indonesia sedang mengalami kenaikan karena subvariant baru dan peningkatan mobilitas masyarakat. Dibanding dengan beberapa negara lain, peningkatan kasus Indonesia belum tampak signifikan. Namun, kita tetap perlu waspada dan menerapkan 3M serta vaksinasi booster, karena saat ini tingkat fatalitas kasus COVID-19 tertinggi masih berada di Lansia dan orang yang belum divaksinasi dosis Lengkap,” kata Leni Rosylin.
Lebih lanjut mengenai kesiapan Indonesia kearah pandemi yang lebih terkendali Leni mengatakan, dalam mempersiapkan transisi menuju pandemi yang lebih terkendali, perlu terus melakukan pemantauan transmisi COVID-19 beserta subvariannya dengan terus melakukan 3T (Tracing, Testing, dan Treatment).
"Dalam hal ini KPCPEN juga terus mendukung Kemenkes dan organisasi lintas sektor dalam menggencarkan vaksinasi dosis lengkap dan booster hingga mencapai target dari WHO, mengupayakan agar penggunaan PeduliLindungi diintensifkan kembali di masyarakat, mempersiapkan fasilitas kesehatan dan logistik jika terjadi lonjakan kasus serta melakukan monitoring dan evaluasi PPKM secara berkala,”harapnya.
Menanggapi pernyataan KPCPEN tersebut, Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia Dr. Pandu Riono, MPH., Ph.D meminta masyarakat menghindari pandemi yang disebabkan oleh virus yang selalu bermutasi yang ditularkan dari orang ke orang melalui udara yang mengandung virus tersebut.
"Dalam menghadapi wabah penyakit menular, kita hanya harus menghindari penularan tersebut dengan ProKes dan menekan dampak penularannya dengan vaksinasi yang dapat meningkatkan imunitas. Apabila imunitas penduduk sudah terpenuhi (dapat diandalkan dan ditingkatkan cakupannya) melalui vaksinasi booster terutama bagi penduduk yang sangat rawan, maka pandemi akan terkendali dengan baik dan kita bisa mengakhirinya,”terang Pandu Riono.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait