SABU RAIJUA,iNewsTTU.id- Keran garam impor akan dihentikan pada tahun 2025 ini, hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan dalam banyak kesempatan.
Keputusan pemerintah tersebut tentunya dengan pertimbangan matang diantaranya berdasarkan data produksi dan kebutuhan garam konsumsi dari tahun ke tahun.
Dari data yang ada sejak November 2024 produksi garam nasional mencapai 1,9 juta ton, dan tahun ini rencananya sebesar 2,25 juta ton.
Merujuk data itu dan sisa stok garam tahun 2024 sebanyak 836 ribu ton, ketersediaan garam mampu menopang kebutuhan konsumsi dalam negeri.
Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Kelautan dan Perikanan ( KKP) mengatakan, untuk mempercepat pembangunan usaha pergaraman nasional, yakni dengan melakukan ekstensifikasi tambak garam rakyat metode konvensional, serta intensifikasi melalui modernisasi teknologi produksi garam.
" Salah satunya akan diwujudkan lewat pembangunan modeling pergaraman di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur tahun ini. Kualitas air laut dan kondisi cuaca yang didominasi panas, menjadikan wilayah Sabu Raijua cocok untuk pembangunan modeling pergaraman," ujar menteri Sakti.
Menanggapi Sabu Raijua yang akan jadi role model pengolahan garam nasional, Supervisor PT. Nataga Raihawu Industri yang bergerak di industri garam, Marthen Dira Tome menyambut baik hal ini, ia mengatakan pihaknya senentiasa berkolaborasi dengan para petani garam untuk lebih produktif dalam memproduksi garam, serta menjaga kualitas dan kuantitas garam PT. Nataga Raihawu Industri.
" Kita ( PT. Nataga Raihawu_ red) sudah siap akan hal itu, kita ini kan swasta jadi selalu kita motivasi teman- teman petani tingkatkan produksi, kita selalu jaga kualitas dan kuantitas garam kita, saat ini sejak tahun 2023-2024 ada belasan ribu ton yang siap kita kirim dari total 42 hektar yang ada, sisanya 15 hektar masih kita persiapan untuk berproduksi, kualitas garam di Sabu Raijua memiliki kualitas nomor 1 (super/premium) dengan kadar NaCl 98,23 persen setara dengan garam impor," ujarnya.
Matade sapaan akrab Marthen Dira Tome juga mengatakan, pihaknya senantiasa terbuka menjalin kerjasama dengan investor yang ingin menanamkan modalnya di tambak garam sabu, ia terus meyakinkan para pemodal jika uang mereka akan berputar dengan baik di Sabu terutama tambak garam.
" Kita berikan keyakinan pada investor sehingga mereka menanam modal dan yakin uangnya berputar, kita juga ciptakan suasana yang kondusif sehingga mereka mau investasi di Sabu Raijua," jelasnya lagi.
Matade juga mengatakan sudah ada investor asal India yang difasiltasi Menteri KKP telah selesai disurvey dan bahkan investor asal India itu telah bertemu dan berdiskusi bersama dirinya, kepada investor Matade mengatakan potensi lahan tambak garam di sabun raijua mencapai 4000-5000 hektar, tetapi tidak dalam satu hamparan, lahan tersebut menyebar di beberapa lokasi atau spot mulai dari puluhan sampai ratusan ha per spot.
Matade juga meminta semua pihak untuk stop berkoar- koar terkait tambak garam di Sabu Raijua di media sosial, karena kini apa yang dikerjakan PT. Nataga Raihawu industri telah diakui oleh pemerintah, dan program ini sesuai dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
" Buat siapapun yang sering berkomentar tidak benar soal tambak garam di media sosial, berhentilah koar koar, karena ini kebijakan pemerintah," tegas Matade.
Editor : Sefnat Besie