KEFAMENANU, iNewsTTU.id--Warga dua dusun di Desa Kiuola, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, menghadapi tantangan serius akibat ketiadaan jembatan penghubung yang membuat warga sering terisolir saat banjir.
Sebanyak 187 kepala keluarga di dua dusun tersebut terpaksa berjuang dengan kesulitan akses, bahkan para siswa dari tingkat SD hingga SLTA juga turut terdampak.
Perjuangan warga dari dua dusun ini menjadi semakin berat karena mereka harus nekat menyebrangi arus banjir untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di kota, bahkan untuk berobat di fasilitas kesehatan terdekat saat banjir melanda.
Ketiadaan jembatan penghubung telah menjadi kendala yang dirasakan oleh seluruh masyarakat termasuk puluhan siswa yang harus melewati rintangan serupa setiap harinya.
"Kalau setiap kali banjir kami terpaksa harus sebrangi arus, kalau terlalu deras kami harus tunggu beberapa jam setelah arus banjir berkurang,"Ungkap Dionisius.
Hal senada diungkapkan, Maximus Pakael, ia mengaku kondisi itu sudah dialami sejak puluhan tahun yang lalu tanpa adanya perubahan yang signifikan.
Bahkan, para tenaga pendidik seperti Maximus Pakael juga mengakui bahwa persoalan ini belum mendapatkan solusi hingga kini.
Warga berharap agar pemerintah daerah segera merespons keluhan mereka dengan membangun jembatan gantung atau bahkan jembatan permanen agar aktivitas masyarakat dapat berjalan lancar meskipun cuaca buruk dan banjir melanda.
Editor : Sefnat Besie