Mahfud saat ini berstatus sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam). Dalam salah satu momen debat, Mahfud sempat menyinggung data Kemenko Polhukam mengenai kasus-kasus terkait tanah adat dan ulayat. Dari 10.000 pengaduan, tercatat ada 2.587 kasus.
Menurut Mahfud, kasus-kasus sengketa tanah adat terkesan tak kunjung usai karena banyak permainan yang melibatkan aparat.
"Tidak semudah itu. Justru ini aparatnya yang tidak mau melaksanakan aturan. Akalnya banyak sekali,” kata dia.
Lebih jauh, Ray menilai performa debat Mahfud potensial mendongkrak elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud. Apalagi, di debat sebelumnya, Ganjar juga tampil gemilang dan mendapatkan sentimen positif yang cukup besar dari publik.
"Selain itu dan sentimen mereka (Prabowo-Gibran) cukup negatif. Nomor urut 2 dan 3 memperebutkan ceruk pemilih yang sama. Tetapi, Prabowo sering blunder dan sentimen (negatif) terhadap Gibran tinggi," ujar Ray.
Menyoal performa Cak Imin, Ray menilai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu tampil lebih meyakinkan jika dibandingkan dengan debat sebelumnya. Ray berpendapat Cak Imin tak lagi mudah "dikecoh" Gibran.
"Muhaimin lebih siap menghadapi jebakan," kata Ray.
Dalam salah satu segmen debat, Gibran sempat menyindir Cak Imin yang menjawab mengandalkan contekan. Saat menanggapi, Cak Imin balik menyindir.
"Tidak apa-apa saya lihat catatan. Yang penting bukan catatan MK," ujar dia.
Muhaimin juga berulangkali menekankan pentingnya etika, termasuk ketika menyusun kebijakan terkait lingkungan. "Muhaimin juga berani menegaskan terkait pentingnya keberlangsungan lingkungan ketimbang keberlangsungan kekuasaan," ucap Ray.
Oktober lalu, Gibran lolos jadi pendamping Prabowo setelah putusan MK yang diketok Anwar Usman merevisi batas usia capres-cawapres. Anwar ialah paman Gibran. Majelis Kehormatan MK menemukan pelanggaran etika berat putusan tersebut.
Editor : Sefnat Besie