JAKARTA, iNewsTTU.id--Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Aryo Seno Baskoro, mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan oknum anggota TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Sleman, DI Yogyakarta dan Boyolali, Jawa Tengah.
"Di Sleman (kekerasan) yang terjadi karena bentrokan dengan pendukung paslon (pasangan calon) lain yang mengakibatkan korban jiwa dan di Boyolali yang dilakukan oleh oknum aparat TNI," ucap Seno, Senin (1/1).
"Kami mendorong aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas."tegasnya lagi.
Sebagai informasi, bentrok di Sleman pada Minggu (24/12) terjadi di Simpang Tiga Maguwoharjo. Satu relawan Ganjar-Mahfud meninggal dunia karena dianiaya oknum pendukung pasangan capres-cawapres lainnya.
Lantas, peristiwa penganiayaan di Boyolali terjadi pada Sabtu (30/12) di Jalam Perintis Kemerdekaan, depan Markas Kompi Senapan B Yonif 408/Suhbrastha. Akibatnya, beberapa relawan Ganjar-Mahfud dibawa ke rumah sakit setempat.
Menurut Seno, TPN memberi pendampingan hukum hingga tuntas. Ia berharap peristiwa serupa tak terulang lagi dalam rangkaian proses Pemilu 2024. Seno memandang, bila kekerasan dan penganiayaan dibiarkan, maka publik tidak akan percaya TNI netral pada Pemilu 2024.
"Meskipun salah satu kontestan capres, yaitu Pak Prabowo berlatar belakang TNI, kami berharap hal ini tidak mengganggu berjalannya netralitas aparat untuk mengusut pelaku serta motifnya," kata Seno.
Seno menyampaikan, capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, sudah menjenguk korban yang sedang dirawat di salah satu rumah sakit di Boyolali.
"Sebagai capres, hal ini menunjukkan sikap pembelaan, tidak hanya pada korban, tetapi juga pembelaan terhadap demokrasi yang substansial," ucap Seno.
Rentetan intimidasi terhadap pendukung Ganjar-Mahfud, menurut Seno, membuat banyak kerja pemenangan pasangan calon nomor urut 3 itu sepanjang 2023 sangat kelam. Namun, ia optimis dukungan publik terhadap Ganjar-Mahfud akan semakin deras.
"Kami yakin dengan peristiwa ini akan membuat publik semakin sadar bahwa tidak boleh ada satu pun pihak yang merenggut, memaksa, membatasi hak konstitusionalnya dalam memilih calon pemimpin," ujar Seno.
Editor : Sefnat Besie