VATIKAN, iNewsTTU.id - Hari ini, umat Katolik dan dunia secara luas merayakan kenangan satu tahun kepergian Paus Benediktus XVI, Paus ke-265, yang meninggal pada tanggal 31 Desember 2022.
Misa hak pilih diadakan pagi sebelumnya di Basilika Santo Petrus, di Altar Kursi, sebagai tanda penghormatan kepada sosok yang memimpin gereja selama delapan tahun.
Uskup Agung Georg Gänswein, sekretaris Joseph Ratzinger dari tahun 2003 hingga hari-hari terakhir hidupnya, memimpin perayaan tersebut.
"Benediktus XVI teladan cemerlang, dan ia mengungkapkan rasa syukurnya kepada Tuhan atas anugerah hidupnya, kekayaan magisteriumnya, kedalaman teologinya dari pekerja yang sederhana dan rendah hati di kebun anggur Tuhan," kata Uskup Agung Ganswein.
Dalam homilinya, Uskup Agung Ganswein mengenang bagaimana setahun yang lalu Benediktus XVI menyebut Natal, hari terindah dalam setahun dengan rasa takjub dan dirayakan dengan iman, kegembiraan dan doa yang mendalam.
“Hari ini, Pesta Keluarga Kudus menandai ulang tahun pertama kepulangannya ke rumah Bapa, di mana – sebagaimana kita berharap dan berdoa – ia dapat selamanya merenungkan misteri besar Natal,” lanjutnya.
Kehidupan doa dan meditasinya setelah pengunduran dirinya menandai tahun-tahun pelayanan mendalam kepada Tuhan dan Gereja-Nya, kenang Uskup Agung Ganswein, sebagaimana yang dijanjikan sendiri oleh Paus Emeritus sesaat sebelum mengundurkan diri.
"Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, kehidupan doa Benediktus XVI ditandai dengan meningkatnya intensitas dan interioritas dalam kontemplasinya yang mendalam akan satu Tuhan yang, dalam kuasa Roh Kudus, terus membimbing Gerejanya,” ujarnya.
Mengingat Keluarga Kudus yang dirayakan dengan cara yang istimewa pada hari ini, Uskup Agung Ganswein mengatakan Benediktus XVI berusaha untuk mengikuti teladan Pelindungnya, Santo Yosef, terutama dengan kasihnya yang mendalam kepada Yesus dan Maria serta kesetiaannya terhadap kehidupan sehari-hari yang diselingi oleh doa dan kerja.
"Baginya, inti dari setiap hari adalah Ekaristi, sumber cahaya, kekuatan dan penghiburan, serta liturgi harian, rosario, doa yang memberi struktur pada hari itu," ungkapnya.
Ia juga ingat bagaimana hubungan intim dengan Tuhan ini terlihat dalam hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya yang ditandai dengan keramahan, kerendahan hati dan kesederhanaan yang besar dan juga dalam karya teologis dan pastoralnya, yang selalu berorientasi pada keutamaan Tuhan dan pembangunan Gereja.
Menjabat sebagai Paus dari 19 April 2005 hingga 28 Februari 2013, Benediktus XVI meninggal pada usia 95 tahun di Biara Mater Ecclesiae di Vatikan, tempat ia memilih untuk tinggal setelah mengundurkan diri dari pelayanannya sebagaimana diumumkan oleh Uskup Roma pada 11 Februari 2013.
Berita kematiannya, yang disampaikan oleh Kantor Pers Takhta Suci pada pagi hari terakhir tahun 2022, saat Gereja bersiap merayakan Vesper Pertama pada Hari Raya Maria Bunda Allah, langsung menyebar ke seluruh dunia.
Pesan belasungkawa yang tak terhitung jumlahnya datang dari seluruh dunia dari konferensi para uskup, pemimpin agama, dan kepala negara serta pemerintahan yang ingin mengingat berbagai sifat pekerja rendah hati di kebun anggur Tuhan.
Perpisahan terakhir
Setelah berita kematiannya, ribuan orang ingin memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Emeritus, pertama di kapel Biara Mater Ecclesiae untuk orang-orang terdekatnya. Kemudian, dari tanggal 2 hingga 4 Januari, penghormatan dipindahkan ke Basilika Santo Petrus, yang dikunjungi oleh lebih dari 200.000 umat.
Pemakamannya berlangsung pada 5 Januari di Lapangan Santo Petrus dengan dihadiri 50 ribu orang. Bersama Paus Fransiskus, sekitar 130 kardinal, 400 uskup, dan hampir 3.700 imam berkonselebrasi.
1.600 jurnalis terakreditasi di Kantor Pers Tahta Suci datang untuk melaporkan pemakaman tersebut, sementara 200 media menyiarkan upacara tersebut.
Jenazah Paus Benediktus XVI kemudian dikebumikan di Gua Vatikan, di tempat yang sama dengan makam Yohanes Paulus II hingga makamnya dipindahkan ke Basilika pada tahun 2011.
Editor : Sefnat Besie