Agus menjelaskan bahwa retakan pada tembok ruangan-ruangan tersebut sudah ada sebelum gempa, namun kondisinya semakin memburuk setelah gempa bumi pada Jumat. Bahkan, beberapa retakan tersebut sangat parah, bahkan sampai tembus pandang ke luar ruangan.
"Kami beruntung bahwa saat gempa terjadi, tidak ada aktivitas di sekolah. Ruang kelas satu, aula, dan kantor adalah yang paling terdampak. Bahkan plafon yang terpasang di tembok sudah bergeser dan ada juga retakan yang tembus pandang ke luar," tambahnya.
Hingga saat ini, laporan resmi kepada instansi terkait seperti Dinas Pendidikan dan BPBD Sumba Timur belum dilakukan oleh sekolah tersebut. Hal ini disebabkan oleh kondisi sakit Kepala Sekolah, yang masih menunggu petunjuk atau arahan selanjutnya.
Gempa ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan pemantauan terhadap infrastruktur bangunan di wilayah-wilayah yang rawan gempa bumi untuk meminimalkan risiko dampak yang mungkin terjadi.
Editor : Sefnat Besie