Jarak dari lereng hingga puncak hanya 3, 4 kilometer namun InewsTTU.id bersama rekan jurnalis lainnya tempuh dalam waktu 2,5 jam perjalanan.
Hanya bermodalkan headlamp, kami menembus kegelapan malam itu, sesekali hanya menoleh ke belakang untuk memastikan kami masih berada dalam satu tim, dengan sandi "Pertamina mantap".
Setelah melalui perjalanan yang melelahkan, kami akhirnya terbayar dengan pemandangan dari kawah Ijen yang sudah mulai mengeluarkan asap berbau belerang dengan kawah yang berwarna hijau toska.
Sedangkan momen blue fire tidak bisa disaksikan secara dekat karena jalur menuju kawah butuh waktu setengah jam lagi dengan jarak tempuh 900 meter, sedangkan waktu hampir menunjukan pukul 04:00 WIB.
Apalagi dengan kondisi jalan sempit dan curam dengan tumpuan bebatuan lepas yang membahayakan.
Dari bibir kawah itu, terlihat Beberapa pria dengan langkah pasti berpapasan dengan kami, sambil memikul bakul berisi bongkahan batu berwarna kuning mirip belerang.
Tak mau kehilangan momen indah, camera handphone mulai dikeluarkan dari saku jaket dan memotret sekeliling suasana di Kawah Ijen.
Apalagi saat sinar matahari pagi muncul dari ufuk timur membuat panorama pagi itu semakin lengkap dan terbayarkan dengan keletihan yang dilintasi semalam.
Seiring waktu berjalan, tak terasa, pagi itu, jam sudah menunjukan pukul 6:00 waktu setempat, kami pun harus bergegas kembali.
Sejarah Terbentuknya Kawah Ijen
Dikutip dari berbagai sumber disebutkan, Terbentuknya Kawah Ijen terjadi pada 70 ribu tahun lalu. Dahulunya, Kawah Ijen adalah kaldera dari Gunung Ijen Purba yang ada sejak 300 ribu tahun lalu.
Wilayahnya berada di 4 Kabupaten saat ini, yakni Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, dan Jember. Gunung Ijen purba memiliki tinggi sekitar 3.500 meter diatas permukaan laut (mdpl).
Gunung Ijen Purba meletus dahsyat. Sehingga memunculkan kaldera dengan diameter 15 kilometer. Tak hanya itu, muncul gunung-gunung kecil disekitar kaldera dan pinggir kaldera.
Meski terlihat indah, tetapi siapa sangka air kawah itu memiliki titik asam hingga mencapai angka 0 yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup. Air dengan tingkat keasaman ini dapat melarutkan berbagai benda, termasuk tubuh manusia.***
Editor : Sefnat Besie