Sesampainya di L1, wahana tersebut akan menggunakan tujuh instrumen sainsnya untuk mempelajari Matahari dengan berbagai cara.
Misalnya, kata pejabat ISRO, data Aditya-L1 dapat membantu para peneliti lebih memahami dinamika jilatan api Matahari dan letusan besar plasma Matahari super panas yang dikenal sebagai lontaran massa koronal.
Misi ini juga dapat menjelaskan mengapa atmosfer luar Matahari, yang dikenal sebagai corona, jauh lebih panas dibandingkan permukaannya yakni sekitar 1,8 juta derajat Fahrenheit (1 juta derajat Celsius) dibandingkan dengan hanya 10.000 derajat F (5.500 derajat C).
Peluncuran misi Aditya-L1 yang memakan biaya sekitar 3,8 miliar rupee di India akan mengikuti kesuksesan besar negara tersebut di Bulan. Chandrayaan-3 dari negara tersebut berhasil mendaratkan mereka di tetangga terdekat Bumi Rabu lalu.
Seperti diketahui, Matahari juga merupakan sumber utama energi bagi kehidupan di Bumi karena sinarnya diperlukan untuk fotosintesis oleh tumbuhan dan juga memengaruhi iklim di planet kita.***
Editor : Sefnat Besie