get app
inews
Aa Read Next : Cara Bayar TikTok Shop via Transfer Bank, Hanya 7 Langkah

Kusni Kasdut, Pejuang Kemerdekaan yang Dihukum Mati Tanpa Gelar Pahlawan Karena Hal Ini

Rabu, 05 Juli 2023 | 11:49 WIB
header img
Ignatius Waluyo alias Kusni Kasdut, pejuang kemerdekaan yang dikenal sebagai perampok legendaris di Indonesia. Foto/Repro/Istimewa

KUSNI Kasdut, Pejuang Kemerdekaan yang Dihukum Mati Tanpa Gelar Pahlawan Karena Hal Ini.

Memang Tidak selamanya mereka yang bergerilya di medan perang semasa perjuangan kemerdekaan, berakhir dengan sebutan pahlawan. Gelar pahlawan tidak akan pernah disematkan kepada Ignatius Waluyo alias Kusni Kasdut, mantan pejuang sekaligus dikenal sebagai perampok legendaris. Pria asal Malang, Jawa Timur ini pernah membuat heboh publik yang hingga kini terus dikenang. 

Kusni tidak hanya populer di kalangan masyarakat Blitar, tapi juga secara nasional. Pada tahun 1963, Kusni nekat merampok Museum Nasional Jakarta. Kusni dikenal bernyali sekaligus licin. Saat hendak ditangkap di Semarang, Jawa Tengah, ia melawan dan seorang polisi tewas tertembak. 

Sejak itu Kusni Kasdut menjadi penjahat yang paling dicari di Indonesia. Aksi kejahatannya tak berhenti. Ia menculik seorang dokter di Surabaya dan kepada keluarga si dokter dimintanya uang tebusan. Bahkan, Kusni merampok seorang miliarder keturunan Arab di Jakarta dan membuat si miliarder tewas.

Kusni Kasdut tertangkap berulangkali. Namun berkali-kali pula berhasil kabur dari penjara yang membelenggunya. Penjara Semarang, Kalisosok Surabaya, dan Cipinang Jakarta, dengan mudah diterobosnya. Kepada polisi yang menangkapnya, Kusni Kasdut selalu mengaku berasal dari Blitar. 

Ia mengatakan lahir di Desa Jatituri, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar pada akhir tahun 1929. Dalam buku “Kusni Kasdut”, Parakitri menulis, Kusni Kasdut bukan berasal dari Blitar dan Malang. Kusni lahir di Desa Bayan Patikrejo Kabupaten Tulungagung. 

Kendati demikian publik telanjur lebih memercayai Kusni Kasdut berasal dari Blitar. Baca Juga Kisah Perang Bubat antara Majapahit dengan Sunda di Lapangan Ibu Kota Yang tidak banyak diketahui, pada peristiwa 10 November 1965 di Surabaya, Kusni Kasdut ikut berjuang di garda depan. 

Ia juga berjuang pada saat agresi Militer Belanda. Petualangan Kusni Kasdut sebagai penjahat besar akhirnya berakhir. Setelah Presiden Soeharto menolak grasi yang diajukan, pada 6 Februari 1980, Kusni Kasdut menjalani eksekusi hukuman mati. Jauh sebelum peristiwa perampokan Museum Nasional Jakarta (1963) yang membuat namanya melegenda, Kusni Kasdut adalah pejuang kemerdekaan. 

Tidak banyak yang mengetahui cerita itu. Yang dipahami banyak orang, Kusni yang pernah mengenyam sekolah teknik adalah seorang penjahat besar yang ditakuti. Sebagai tentara di batalyon Matsumura Malang, ia banyak digembleng ilmu perang. Mengoperasikan senjata, mempelajari ilmu penyamaran, bertempur, menyabotase, bergerilya. 

Editor : Sefnat Besie

Follow Berita iNews Ttu di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut