get app
inews
Aa Text
Read Next : Polres Sabu Raijua Tegaskan Komitmen Tindaklanjuti Semua Kasus dengan Serius

Kusni Kasdut, Pejuang Kemerdekaan yang Dihukum Mati Tanpa Gelar Pahlawan Karena Hal Ini

Rabu, 05 Juli 2023 | 11:49 WIB
header img
Ignatius Waluyo alias Kusni Kasdut, pejuang kemerdekaan yang dikenal sebagai perampok legendaris di Indonesia. Foto/Repro/Istimewa

Pangkat terakhirnya Jokotei. Saat Jepang bertekuk lutut, Kusni masuk ke dalam barisan pejuang Badan Keamanan Rakyat (BKR), cikal bakal Tentara Nasional Indonesia. Baca Juga Kisah Pertarungan 2 Santri Jombang Surontanu Lawan Joko Tulus karena Beda Prinsip BKR didirikan empat hari setelah Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan. 

Saat itu, kabar Proklamasi Kemerdekaan di kalangan pejuang lebih dulu tersebar. Euforia kemerdekaan sontak meluber ke mana-mana. Di jalan-jalan, lazim terlontar pekik merdeka. Tidak terkecuali di Malang. Tempat Kusni berjuang sekaligus bertempat tinggal. ”Bung Kusni”, begitu sesama laskar pejuang kemerdekaan memanggilnya. Seorang pemurung pendiam yang berkulit cerah. Berkumis tipis. Posturnya tidak tinggi. 

Berperawakan kecil sekaligus tidak bertulang besar. Namun liat dan bertenaga kuat. Sorot mata Kasdut tajam dan pemberani. Solidaritasnya sesama pejuang juga tinggi. Saat itu namanya masih Kusni. Baca Juga Pertarungan Sengit Santri KH Hasyim Asy'ari Melawan Pendekar Sakti dari Lokalisasi Kebo Ireng Belum ada tambahan Kasdut di belakangnya. 

Kusni juga terlibat aksi pelucutan senjata tentara Jepang. Di Malang. Ia ikut memimpin penyerbuan gudang-gudang senjata. Menggasak amunisi sekaligus membagi-bagikan ke sesama pejuang. Tidak terkecuali aset-aset vital. 

Kusni juga ikut merebut paksa. Tentara Jepang yang mentalnya sudah ambruk karena kalah perang, ditawan. Yang nekat melawan, dengan terpaksa mereka habisi. Jelang akhir Oktober 1945. Surabaya yang kelak menjadi ibu kota Jawa Timur, tengah bergolak. 

Inggris dengan NICA yang diboncengi tentara Belanda hendak menjajah kembali Indonesia melalui Surabaya. Kusni Kasdut berasal dari Blitar. Begitu cerita yang telanjur tersebar luas. 

Kelak saat diinterogasi aparat kepolisian Semarang, Jakarta, dan Surabaya, atas aksi kejahatan yang dilakukan, ia juga menyampaikan cerita serupa. Ia selalu mengaku lahir di Desa Jatituri, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, pada akhir tahun 1929. 

Cerita tentang asal-usul Kusni Kasdut dari Blitar, datang dari Kastun. Kisah itu diungkap saat Kusni hendak pamit berjuang mengusir penjajah Inggris, dan Belanda, di Surabaya. Bukannya percaya. Kusni Kasdut malah marah.

Termasuk bapaknya yang dikatakan seorang Lurah Jatituri yang mati karena disiksa Jepang, Kusni juga tak percaya. 

Beragam pertanyaan berpusing di kepalanya: ”Kenapa selama ini dirahasiakan? Ada apa? Kenapa tidak tinggal saja di Blitar? Kenapa hidup dengan menyewa rumah di Malang?. Kusni Kasdut sempat mendatangi Desa Jatituri, Blitar, dan menemui kepala desa di sana”. Namun ia mendapati jawaban yang mengecewakan.

 Nama-nama yang disebut ibunya, tidak pernah ada. Kecurigaanya terlahir sebagai anak haram makin berlipat. Kekecewaannya ditumpahkan dengan ancaman tidak sudi pulang sebelum ibunya bercerita yang sebenarnya. Kusni Kasdut ternyata memang bukan berasal dari Blitar. 

Editor : Sefnat Besie

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut