Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.
Dijelaskan, tidak jarang masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan.
Faktanya, faktor genetika memiliki pengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan.
Landelinus pun menjelaskan biasanya, stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun.
Stunting memiliki gejala-gejala yang bisa anda kenali, misalnya:
-Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
-Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat
-Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk
-Pubertas yang lambat
-Saat menginjak usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya
-Berat badan lebih ringan untuk anak seusianya
Lebih lanjut Landelinus menegaskan bahwa stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas masyarakat Indonesia.
Bukan hanya mengganggu pertumbuhan fisik, anak-anak juga mengalami gangguan perkembangan otak yang akan mempengaruhi kemampuan dan prestasi mereka.
Selain itu, anak yang menderita stunting akan memiliki riwayat kesehatan buruk karena daya tahan tubuh yang juga buruk. Stunting juga bisa menurun ke generasi berikutnya bila tidak ditangani dengan serius.
Editor : Sefnat Besie