Peserta pelatihan mendapatkan materi komprehensif dari sejumlah instansi, di antaranya:
- Dinas Kesehatan – Sanitasi dapur
 - Dinas Lingkungan Hidup – Higienitas
 - PERSAGI – Keamanan pangan dan standar gizi
 - BPOM – Pengawasan bahan pangan
 
Pelatihan ini juga menekankan pentingnya efisiensi distribusi makanan bergizi secara tepat waktu dan merata, termasuk di daerah terpencil di Nusa Tenggara Timur.
            
Selain meningkatkan kompetensi teknis, pelatihan ini menjadi forum penguatan koordinasi antara petugas lapangan, kepala SPPG, dan pemangku kepentingan daerah. Dengan demikian, implementasi program MBG diharapkan semakin maksimal dan tepat sasaran.
“Akses makanan bergizi tidak boleh hanya dinikmati wilayah perkotaan. Dengan pelatihan ini, kami memastikan standar pelayanan merata hingga ke pelosok NTT,” lanjut Ranto.
Komitmen Wujudkan Indonesia Emas 2045
Hingga saat ini, lebih dari 30.000 penjamah makanan di seluruh Indonesia telah mengikuti pelatihan serupa. BGN optimistis peningkatan kompetensi SDM akan mendorong keberhasilan program MBG sebagai investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi sehat dan produktif.
Program ini menjadi langkah nyata pemerintah memperkuat ketahanan gizi menuju visi Indonesia Emas 2045.          
          
          
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait
