Kegiatan ini juga menghadirkan sejumlah Keynote Speaker ternama, di antaranya:
- Prof. Dr. Mashela Lie, Ed.D., MA.Ed (City University of New York, AS)
- Dr. Salvador de Carvalho Guterres, M.Sc (Universidade Nacional Timor Lorosa’e, Timor Leste)
- Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A. (Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional Bali)
- Prof. Dr. Zainur Wula, S.Pd., M.Si. (Universitas Muhammadiyah Kupang)
- Prof. Dr. Simon Sabon Ola, M.Hum. (Universitas Nusa Cendana Kupang)
Gubernur NTT: Bahasa dan Budaya Penanda Keberagaman Bangsa
Dalam sambutannya, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan ISELTIC 2025. Ia menegaskan bahwa bahasa dan budaya merupakan pilar penting dalam membentuk identitas serta memperkuat semangat kebangsaan.
“Bahasa dan budaya adalah identitas sebuah bangsa. Melalui seminar ini, kita diajak untuk memastikan bahwa bahasa dan budaya dapat menunjukkan keberagaman identitas daerah, terutama kita yang berada di ujung selatan Indonesia,” ujarnya.
Ia menambahkan, momentum seminar ini juga sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda yang sudah hampir 100 tahun, di mana generasi muda diharapkan terus menjaga persatuan dan keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Bahasa Ibu, Identitas yang Perlu Dijaga
Salah satu pembicara utama, Prof. Dr. Zainur Wula, menyoroti pentingnya pelestarian bahasa daerah sebagai identitas lokal yang kini mulai tergeser oleh dominasi bahasa Indonesia.
“Melalui seminar ini kita membangkitkan kesadaran agar masyarakat tidak melupakan bahasa ibu. Pemerintah perlu mendorong pembelajaran bahasa daerah dalam kurikulum muatan lokal dan media perlu memberikan ruang bagi siaran berbahasa daerah,” tegas Prof. Zainur.
Ia juga menekankan pentingnya pemerataan pembangunan dan pendidikan di seluruh pelosok Indonesia agar semangat nasionalisme dan identitas budaya tetap terjaga.
Sebagai hasil kegiatan, panitia akan menerbitkan prosiding internasional ber-ISBN, serta merekomendasikan makalah terpilih untuk diterbitkan dalam jurnal mitra internasional dan nasional terakreditasi. Selain itu, seminar ini juga akan menghasilkan rekomendasi strategis yang akan disampaikan kepada Pemerintah Provinsi NTT guna memperkuat kebijakan berbasis bahasa dan budaya.
Dr. Nani Benu menegaskan bahwa kolaborasi akademik ini akan terus berlanjut sebagai upaya menjadikan NTT sebagai pusat pengembangan bahasa, budaya, dan pendidikan di kawasan timur Indonesia.
ISELTIC 2025 bukan sekadar seminar ilmiah, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan akademik di NTT dalam memperkuat jati diri bangsa melalui bahasa dan budaya.
Dari Kupang, semangat ini diharapkan bergema ke seluruh nusantara dan dunia bahwa Indonesia, dengan segala keberagamannya, tetap satu dalam bahasa, budaya, dan cita-cita.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait
