Fenomena Porang di NTT: Petani Kaya Raya, Pembeli Datang Langsung dengan Koper Isi Uang Miliaran

Ireng Leleng
Berkat inisiatif seorang Imam Katolik Romo Bernard Paulus, Pr, tanaman porang yang awalnya dianggap sepele kini menjadi sumber penghasilan utama bagi ratusan petani di Desa Gunung Baru, Manggarai Timur, NTT.Foto: Ireng Leleng

MANGGARAI TIMUR, iNewsTTU.id  - Berkat inisiatif seorang Imam Katolik Romo Bernard Paulus, Pr, tanaman porang yang awalnya dianggap sepele kini menjadi sumber penghasilan utama bagi ratusan petani di Desa Gunung Baru, Manggarai Timur, NTT.

Dengan semangat gotong royong, mereka berhasil mengubah lahan tidur menjadi ladang uang. Panen perdana porang menghasilkan keuntungan yang sangat menggiurkan, membuktikan bahwa iman dan usaha keras dapat membawa perubahan nyata.

Sementara hasil panen porang di daerah ini sungguh menggembirakan. Petani berhasil mengumpulkan ribuan ton umbi porang berkualitas. Kelompok Tani Abdi Kasih di Desa Gunung Baru bahkan berhasil meraup keuntungan hingga miliaran rupiah dari hasil jerih payah mereka.

Keberhasilan ini berkat harga jual porang yang cukup tinggi, mencapai Rp9.000 per kilogram. Para petani langsung menjual hasil panen mereka kepada investor yang datang langsung ke lokasi perkebunan.

"Hari ini kami lakukan panen perdana tanaman porang. Hasilnya sekira 800-1.000 ton dengan luas lahan sekira 6 hektare. Jadi investor atau pembeli ini datang bawa dengan uang pakai koper dan langsung transaksi di kebun," ujar Agustinus Adil, Selasa (6/8/2024).

Melihat peluang emas dari tanaman porang, Rara dan 40 petani di Kelompok Abdi Kasih sepakat untuk menggarap lahan kosong mereka dengan menanam porang.

"Nah, jadi lahan yang tadinya nganggur, sekarang jadi lahan porang yang produktif. Kami terus merawat tanaman porang ini, dan hasilnya sekarang bikin puas banget!," kata dia.

Potensi ekonomi Desa Gunung Baru semakin meningkat dengan adanya kemudahan akses pasar untuk komoditas porang. Selain menjadi komoditas andalan, desa ini juga memiliki potensi besar dalam pengembangan komoditas lainnya seperti kopi, cengkeh, vanili, cokelat, dan kemiri, yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu f Romo Bernad Palus menjelaskan, masyarakat Desa Gunung Baru mulai mengenal dan membudidayakan tanaman porang sejak tahun 2014.

Tentu awalnya porang dilihat sebagai tanaman liar, tapi sekarang merupakan komoditi andalan. Awalnya, porang hanya tanaman liar. Melihat potensi pasar yang menjanjikan, Romo Bernad menginisiasi budidaya porang di kalangan masyarakat.

Bahkan mengirim ketua kelompok tani untuk belajar teknik budidaya modern di Jepang. Hasilnya? Produksi porang di desa ini sangat menggembirakan, dengan umbi yang beratnya bisa mencapai belasan kilogram per pohon.
 

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network