Sedangkan Yoseph Nahak Klau, selaku Kepala BPOM Kupang mengatakan Anak yang memiliki kecukupan gizi seimbang membantu mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak anak, serta memastikan bahwa mereka dapat mencapai potensi maksimal mereka dalam segala aspek kehidupan.
“Persoalan masalah kesehatan terhadap anak yang marak ini adalah stunting. Stunting tidak hanya masalah fisik seperti terhambatnya pertumbuhan tubuh, tetapi juga berdampak pada perkembangan kognitif, kemampuan belajar, dan kesehatan secara keseluruhan. Permasalahan kesehatan ini yang harus menjadi refleksi dari konvergensi, agar bisa meraih generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045," Jelas Yoseph.
Kepala Dinas P3AP2KB Provinsi NTT, Ruth Diana Laiskodat yang diwakili oleh France Abednego Tiran selaku Kepala Bidang Perlindungan Khusus Anak didampingi Japlina A. Lay selaku Analis Kebijakan Ahli Muda Bidang PKA DP3AP2KB Provinsi NTT,
memaparkan data kekerasan yang ada di Provinsi NTT dan ditangani oleh Dinas P3AP2KB melalui UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
“Seseorang melakukan kekerasan karena dia merasa lebih berkuasa, selain itu bisa terjadi karena pola asuh orang tua yang salah, seperti terlalu otoriter, kurangnya bimbingan, didikan apalagi sampai melakukan kekerasan terhadap anaknya. Nah, Ketika anak-anak melihat kekerasan, mereka mungkin akan menirunya. Hal ini merepresentasikan di lingkungan yang tidak sehat seperti ini, dapat memicu anak membangun perilaku agresif untuk melakukan kekerasan terhadap orang lain," Jelas France.
Dengan adanya Festival Hari Anak yang diselenggarakan oleh PPA Cluster Kupang Tenggara melalui lingkungan gereja, merupakan salah satu langkah maju dalam memenuhi hak-hak anak. Berkolaborasi secara erat dengan berbagai lembaga pemerintah harus terus diupayakan, sehingga tercipta lingungan yang aman dan mendukung untuk pertumbuhan serta perkembangan anak secara optimal.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait