Aquinas meninggal pada usia 48 tahun di biara yang terletak sekitar setengah jalan antara Napoli dan Roma setelah jatuh sakit saat dalam perjalanan untuk menghadiri Konsili Lyons.
Tiga bulan sebelum kematiannya, Aquinas mengalami wahyu yang mendalam saat mempersembahkan Misa ketika dia hampir menyelesaikan karyanya yang paling penting, “Summa Theologiae” atau “Ringkasan Teologi.”
Setelah mengalami wahyu ini, Aquinas memberi tahu teman dan sekretarisnya Frater Reginald dari Priverno: “Akhir dari pekerjaan saya telah tiba. Semua yang telah aku tulis nampaknya hanyalah sedotan setelah hal-hal yang diwahyukan kepadaku,” dan dia tidak pernah menulis lagi.
Jenazah Aquinas disimpan di Biara Fossanova hingga tahun 1369 ketika reliknya dipindahkan ke Toulouse, Prancis, tempat Ordo Pengkhotbah didirikan dan makam Aquinas dapat dihormati saat ini di Gereja Jacobin.
Tengkorak di Priverno adalah salah satu dari dua tengkorak yang saat ini diklaim oleh pejabat Gereja sebagai tengkorak St. Thomas Aquinas.
Para Dominikan di Toulouse baru-baru ini memesan relik baru untuk tengkorak St. Thomas Aquinas, yang telah berkeliling Perancis dan luar negeri.
Sebuah tim yang terdiri dari mahasiswa kedokteran dan ahli bedah saraf melakukan perjalanan ke Priverno pada tahun 2023 untuk memeriksa peninggalan tengkorak Aquinas di Italia untuk mencari bukti apakah ia mungkin meninggal karena cedera otak traumatis dan mempresentasikan temuan mereka di pertemuan tahunan American Association of Neurological Surgeons.
Para peneliti sedang menyelidiki kemungkinan melakukan analisis forensik yang lebih mendalam terhadap tengkorak tersebut di Italia dan Prancis dengan izin dari otoritas setempat untuk mengotentikasi relik tersebut.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait