Menurutnya, kedua korban, yang beridentitas sebagai DF dari Desa Tubu dan seorang anak berinsial HB dari Desa Nilulat, telah menerima penanganan medis, termasuk vaksinasi rabies.
Namun, Robert Tjuenfin juga menjelaskan bahwa saat ini belum dapat dipastikan apakah anjing yang mengigit warga tersebut benar-benar terpapar rabies.
"belum bisa dipastikan anjing yang mengigit warga tersebut terpapar rabies. Harus dokter hewan yang mengindentifikasinya tapi hewannya sudah dibunuh masyarakat,"katanya.
Kasus gigitan anjing yang diduga terpapar rabies ini meningkatkan kekhawatiran tentang potensi penyebaran rabies di Kabupaten Timor Tengah Utara.
Langkah-langkah pencegahan dan penyuluhan kepada masyarakat akan menjadi kunci dalam mengatasi potensi ancaman ini.
Pihak berwenang di TTU NTT akan terus mengawasi perkembangan situasi ini dan berusaha untuk menjaga kesehatan masyarakat serta mencegah penyebaran penyakit rabies yang mematikan.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait