KEFAMENANU, iNewsTTU.id--Desa Nainaban di Timor Tengah Utara (TTU) menjadi saksi upacara pengukuhan Ibu-ibu pengrajin tenun ikat yang penuh semangat.
Acara ini menjadi lebih istimewa dengan kehadiran Wakil Bupati TTU, Ibu Susana Suryani, dan Jajaran Pos Baen yang turut serta memeriahkannya.
Acara pengukuhan tersebut lebih dari sekadar seremoni formal, ini juga merupakan peluang untuk memperkenalkan seni tenun ikat tradisional Nusa Tenggara Timur (NTT) kepada prajurit dan masyarakat dunia.
Tenun ikat bukan hanya sekadar keterampilan di Desa Bikomi, melainkan juga menjadi lambang identitas budaya yang kuat.
Selama berabad-abad, para ibu di Desa Bikomi telah menjaga dengan tekun tradisi ini.
Selain memperkuat identitas budaya, acara tersebut juga menjadi sarana Pemerintah setempat untuk mengenalkan kepada masyarakat luas bahwa karya lokal NTT tetap eksis dan bernilai tinggi.
Wakil Bupati Ibu Susana Suryani menyampaikan pesan penting dalam acara tersebut.
"Tradisi tenun ikat adalah warisan budaya yang harus dijaga dengan tekun dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Kita sebagai warga Indonesia yang baik memiliki tanggung jawab untuk menjaga tradisi ini."imbuhnya.
Dengan dukungan dari Pemerintah setempat dan semangat pelestarian warisan budaya, seni tenun ikat NTT terus memperkaya budaya Indonesia dan membuka peluang ekonomi bagi masyarakat Desa Bikomi serta sekitarnya.
Dansatgas Pamtas RI RDTL Sektor Barat Mayor Kav Ronald Tampubolon mengakui hal itu.
"Ini sejalan dengan program Satgas Pamtas Yonkav 6/Naga Karimata yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dengan mempromosikan produk kain tenun Mama-Mama di pasar domestik dan internasional,"terangnya.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait