VATIKAN, iNewsTTU.id- Uskup Agung Georg Gänswein merayakan Misa di makam Santo Petrus pada hari Selasa untuk menandai satu bulan sejak kematian Paus Benediktus XVI.
Gänswein merupakan mantan sekretaris Paus Benediktus XVI, mempersembahkan misa di ruang bawah tanah Vatikan dekat makam Benediktus XVI.
Benediktus XVI meninggal pada 31 Desember 2022 di Vatikan. Dia dimakamkan di ruang bawah tanah Basilika Petrus pada 5 Januari 2023.
Dalam homilinya, Gänswein berkata, Benediktus XVI salah satu teolog terbesar dan paling berpengaruh sepanjang masa di Tahta Petrus, menempatkan dirinya di bawah perlindungan seorang santo yang tidak memiliki teologi, hanya seorang pendoa dan pertapa.
Orang suci itu, katanya, adalah Benediktus Joseph Labre, yang dikenal sebagai "orang suci pengemis," yang pestanya dirayakan setiap tangga 16 April, juga merupakan hari ulang tahun dan hari pembaptisan Benediktus XVI.
“Sungguh kejutan, misteri, kerendahan hati, tetapi juga pelajaran,” kata Gänswein pada Rabu, (01/02/2023).
Menurut uskup agung Jerman itu, spiritualitas Benediktus XVI menggemakan spiritualitas Santo Benediktus Joseph Labre.
"Labre, dan Benediktus XVI, percaya bahwa seseorang harus memiliki tiga hati yang bersatu dalam satu: hati untuk cinta Tuhan, hati untuk semangat untuk sesama, dan hati yang memberikan kesaksian akan keindahan iman,” ujarnya.
Namun, satu perbedaan di antara mereka adalah bahwa teologi membuka pintu untuk pemujaan bagi Benediktus XVI.
Diceritkan dalam homili tahun 2012, Benediktus XVI memanggil Santo Benediktus Joseph Labre salah satu orang suci yang paling tidak biasa dalam sejarah Gereja.
"Tidak ingin melakukan apa pun selain berdoa dan memberikan kesaksian tentang apa yang penting dalam hidup ini yakni Tuhan," ujarnya lebih lanjut.
“Dia menunjukkan kepada kita bahwa hanya Tuhan saja yang cukup; bahwa melebihi apapun di dunia ini, melebihi kebutuhan dan kemampuan kita, yang penting, yang esensial adalah mengenal Tuhan,” kata Benediktus XVI pada 16 April 2012.
Paus Benediktus, menurut Gänswein, melihat misinya untuk, jika perlu, menegur para teolog dan uskup untuk menjauhkan mereka dari arus teologis yang berbahaya dan dalam kesatuan Gereja universal dan jaminan iman.
Benediktus XVI tahu ada penolakan tertentu terhadap kepausannya karena hal ini, kata uskup agung itu. Benediktus juga menanggung banyak kritik dan hinaan karena menurutnya kehidupan Gereja tidak harus ditangani sesuai dengan kepentingan politik atau gerejawi.
Alih-alih ingin memberi perintah, Benediktus XVI memercayai kekuatan kebenaran yang lembut. Apakah idealisme yang naif dan tidak tersentuh atau perilaku yang pantas untuk seorang imam, uskup, paus?,” ungkapnya.
Uskup agung Jerman itu juga membela Benediktus XVI dari tuduhan bahwa dia bersimpati dengan anti-Semitisme gerejawi tertentu di masa lalu.
"Benediktus XVI menganggap anti-Semitisme sebagai noda pada Gereja dan serangan terhadap fondasinya", jelas Gänswein.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait