Menyibak Suka Duka Sopir DAMRI Angkutan Perintis di Pedalaman Timor Tengah Utara
Kefamenanu, iNewsTTU.id – Menjadi sopir angkutan perintis (DAMRI) di wilayah pedalaman Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT bukan pekerjaan mudah. Beragam suka dan duka dialami para pengemudi yang menjadi tulang punggung mobilitas warga di daerah terpencil, seperti yang diceritakan oleh Yermia Bessi.
Telah mengabdi selama 11 tahun di trayek Terminal Kefamenanu-Oepoli, Yermia Bessi tetap melayani penumpang dengan dedikasi tinggi, meski sering menghadapi tantangan berat di lapangan.
"Banyak suka duka yang saya alami. Kalau dulu, jalan masih rusak parah. Saat musim hujan, kami harus kerja bakti memperbaiki jalan dulu baru bisa lewat. Kalau banjir besar, kami terpaksa istirahat dan menunggu air surut," kenang Yermia kepada iNewsttu.id, sabtu, 22/11/2025.
Ia menceritakan pengalaman paling ekstrem di mana ia dan penumpang pernah terjebak beberapa hari di jalan dan terpaksa harus pasrah pada suasana yang dihadapi.
"Kalau musim hujan sampai satu minggu, ya kami beli beras, masak, dan makan sama-sama di atas bus Damri sambil menunggu kondisi aman baru bisa melanjutkan perjalanan," tambahnya.
Kata dia, Kini, kondisi infrastruktur diakuinya sudah jauh lebih baik. Namun, masih ada satu titik rawan di Oelbinose yang kerap rusak akibat terkikis air hujan atau banjir.

Delapan Trayek Rintisan Hadapi Kendala Serupa
Trayek yang dilalui Yermia Bessi merupakan satu dari delapan trayek rintisan yang berada di bawah pengawasan Koordinator Pemasaran Damri Kefamenanu, Sugianto Gaos, SH.
Dihubungi terpisah, Sugianto Gaos merincikan delapan trayek rintisan Damri di TTU, meliputi:
1.Terminal Kefamenanu-Napan-Noelelo-Oepoli
2. Terminal Kefamenanu-Wini-Ponu-Motadik
3.Terminal Kefamenanu-Noemuti-Naob
4.Terminal Kefamenanu-Maurisu
5.Terminal Kefamenanu-Kefamenanu Inbate
6.Terminal Kefamenanu-Oekolo
7.Terminal Kefamenanu-Sipi-Bokis
8.Terminal Kefamenanu-Eban-Oepoli

Sugianto Gaos menjelaskan bahwa kendala utama saat ini tetap terkait kondisi cuaca dan infrastruktur jalan yang ekstrem di beberapa titik.
"Saat ini hujan, ada beberapa jalur perintis yang dilalui ekstrem. Selain titik rawan di Oelbinose pada trayek Kefa-Oepoli, di trayek Naob juga ada longsor di Kampung Oepope, sehingga kami harus lewat jalan alternatif yang tidak bisa dilewati saat hujan," jelas Sugianto.
Masalah serupa terjadi di trayek Maurisu (kendala di Maurisu Tengah), Kefa-Inbate (tidak ada jembatan, harus menunggu air kali surut), dan Kefa-Bokis (rawan banjir, lumpur licin, dan longsor di Kampung Oepaha).
Harapan Sopir dan Manajemen untuk Pemerintah
Menghadapi tantangan ini, baik sopir maupun manajemen Damri berharap adanya perhatian serius dari pemerintah daerah, provinsi, dan pusat.
"Harapan kami ada perhatian dari pemerintah, terutama kondisi jalan. Karena ini bukan saja trayek Damri, tapi semua kendaraan umum yang melintas. Keselamatan penumpang adalah prioritas utama kami," tutup Sugianto Gaos
Editor : Sefnat Besie