Sejarah Bukan Opsi: Pentingnya Menjaga Nama dan Jati Diri Budaya

Saat ini, kita, masyarakat Timor Tengah Utara, tidak sedang berdebat tentang atribusi yang pantas pada satu entitas, tetapi tentang pentingnya mengakui, menghormati dan menerima nama maupun tradisi yang tertulis dalam lembar sejarah. Tampaknya berat? Mesti diterima meskipun itu menjadi mimpi buruk bagi ‘otak’ yang tidak mampu menyelami kedalaman sejarah.
Satu Pulau Timor memiliki rentang sejarah yang dapat digali, dibaca dan direnungkan, yang paling penting dipertahankan kemudian diwariskan pada generasi kini dan nanti. Tak hanya itu, nama-nama tempat disebutkan dengan jelas sehingga generasi kini dapat melakukan napak tilas untuk melihat dari dekat jejak kehidupan masa lalu. Tetapi, apa yang mau diharapkan ketika kebutuhan eksis dalam dunia virtual dan jadi viral lebih penting? Akibatnya, bukan hanya tidak tahu tentang sejarah sendiri tetapi tercerabut dari identitasnya.
Pulau Timor dan kehidupan masa lalu di setiap periode dapat dijangkau dengan mudah apabila ada kemauan untuk menggali, memahami dan mengajarkannya kepada generasi kini. Belum lagi jika berbicara tentang sistem politik Atoni. Atau, membaca sedikit tentang dua provinsi sebelumnya yakni Servião dan Bellos. Itu saja dulu. Redefinisi identitas kultural bukan keputusan sepihak, apalagi mengatasnamakan masyarakat adat yang mempertahankan seluruh warisan sejarah dan nilainya.
Editor : Sefnat Besie