Ia berharap pihak perusahaan dapat segera mengambil tindakan, seperti memindahkan lokasi peternakan atau menyemprotkan cairan penghilang bau agar udara kembali segar.
Menanggapi keluhan warga, Defrit Banu, penanggung jawab usaha ayam petelur PT. TLM Gmit, mengakui adanya bau tak sedap yang berasal dari kotoran ayam di tiga gedung panggung yang saat ini digunakan untuk produksi.
Ia menjelaskan bahwa tingginya curah hujan membuat kotoran ayam yang menumpuk menjadi basah akibat tirisan air hujan, sehingga menimbulkan bau menyengat.
“Kami bersama staf akan berusaha untuk melakukan penyemprotan obat penghilang bau EM4 atau parfum untuk meminimalisir polusi udara yang mengganggu dan meresahkan warga sekitar,” ujar Defrit Banu saat ditemui pada Senin, 3 Februari 2025.
Lebih lanjut, Defrit menyebut bahwa pihak perusahaan sebenarnya telah mempertimbangkan untuk memindahkan peternakan ke lokasi lain di luar Kota Soe.
Namun, proses pemindahan masih terhambat karena lahan yang saat ini digunakan merupakan milik Yayasan GMIT, yang berada dalam satu payung dengan RSIA Gmit.
Kontrak yang masih berjalan antara PT. TLM Gmit dan yayasan tersebut menjadi kendala utama dalam upaya relokasi, meskipun lahan alternatif sudah tersedia.
Warga berharap agar pihak perusahaan segera menindaklanjuti masalah ini dengan langkah konkret guna mengembalikan kualitas udara di lingkungan sekitar.
Editor : Sefnat Besie